Catatanfakta.com - Selama awal November, Rupiah akan dipengaruhi oleh data inflasi dan indeks PMI manufaktur Indonesia, serta data aktivitas manufaktur dari sejumlah negara lain, seperti Australia, Jepang, China, AS, dan Eropa.
Selain itu, rapat FOMC bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang hasil pengumumannya akan diterima pada 2 November 2023, juga penting bagi pergerakan Rupiah.
Data inflasi Oktober 2023 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 November 2023.
Baca Juga: Jokowi Ajak Para Menteri Bersatu Menekan Masalah Inflasi
Konsensus pasar memperkirakan inflasi Oktober 2023 sebesar 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), serta 2,65% year on year (yoy). Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,00%.
Perkiraan PMI manufaktur Indonesia untuk periode September 2023 adalah 52,3, sedikit lebih rendah daripada Agustus 2023 yang tercatat 53,9.
Indeks ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat, namun tetap berada dalam fase ekspansif, dan diharapkan akan kembali membaik pada periode berikutnya.
Baca Juga: Alasan di Balik Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Menurut Sri Mulyani
Pada sisi teknikal, Rupiah tampaknya mengalami pergerakan sideways, dengan resistance di level Rp15.900/US$ dan potensi pelemahan jika harga berbalik arah di jangka pendek.
Artikel Terkait
POTENSI RUPIAH TERUS MENGUAT PADA DOLAR AMERIKA
Skandal IMEI Ilegal: Bareskrim Polri Ungkap Kejahatan Merugikan Negara Ratusan Miliar Rupiah
Profil Kekayaan Komarudin, Rektor UNJ yang Tulus dengan Sepeda Motor Berharga 2 Juta Rupiah
Skandal Penipuan Terbesar di Dunia Pendidikan: Ratusan Juta Rupiah Hilang di Tangan Garuda Kirana Mahardhika
Eks Menteri Pertanian Terlibat dalam Skandal Pemerasan Miliaran Rupiah: Informasi Terbaru dari KPK!