Rupiah Menghadapi Berbagai Sentimen Pada Awal November: FOMC, Data Inflasi, dan Lainnya

photo author
- Rabu, 1 November 2023 | 09:08 WIB
Ilustrasi mata uang dollar. (Freepik.com/8 foto)
Ilustrasi mata uang dollar. (Freepik.com/8 foto)

 

Catatanfakta.com - Selama awal November, Rupiah akan dipengaruhi oleh data inflasi dan indeks PMI manufaktur Indonesia, serta data aktivitas manufaktur dari sejumlah negara lain, seperti Australia, Jepang, China, AS, dan Eropa.

Selain itu, rapat FOMC bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang hasil pengumumannya akan diterima pada 2 November 2023, juga penting bagi pergerakan Rupiah.

Data inflasi Oktober 2023 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 November 2023.

Baca Juga: Jokowi Ajak Para Menteri Bersatu Menekan Masalah Inflasi

Konsensus pasar memperkirakan inflasi Oktober 2023 sebesar 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), serta 2,65% year on year (yoy). Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,00%.

Perkiraan PMI manufaktur Indonesia untuk periode September 2023 adalah 52,3, sedikit lebih rendah daripada Agustus 2023 yang tercatat 53,9.

Indeks ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat, namun tetap berada dalam fase ekspansif, dan diharapkan akan kembali membaik pada periode berikutnya.

Baca Juga: Alasan di Balik Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Menurut Sri Mulyani

Pada sisi teknikal, Rupiah tampaknya mengalami pergerakan sideways, dengan resistance di level Rp15.900/US$ dan potensi pelemahan jika harga berbalik arah di jangka pendek.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wafa Lutfiah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X