Catatanfakta.com -- Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi baru-baru ini menegaskan bahwa internet cepat menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas, termasuk 5G.
Menurut Budi Arie, internet berkecepatan tinggi dapat memicu perkembangan sektor-sektor seperti e-commerce dan menjamin pemerataan pertumbuhan di seluruh tanah air. Saat ini penetrasi internet di Indonesia sebesar 78% yang berarti telah mencapai lebih dari 200 juta orang.
Namun kecepatan internet di Indonesia masih berkisar 23,3 megabyte per detik. Oleh karena itu, diperkenalkannya konektivitas 5G di Indonesia diharapkan dapat mendongkrak penetrasi internet. Indonesia juga memiliki keunggulan berupa frekuensi 700 MHz yang berpotensi digunakan pada jaringan 5G.
Baca Juga: Dampak negatif muncul ketika ilmu pengetahuan dan teknologi disalahgunakan di Indonesia.
Budi Arie menyatakan mendorong asosiasi telekomunikasi seluler di Indonesia untuk bekerja sama menciptakan insentif 5G di Indonesia. Ia juga menegaskan, pemerintah akan terus mendorong operator seluler untuk menggunakan frekuensi tersebut guna memperluas konektivitas jaringan 5G. Pemerintah saat ini sedang menyiapkan insentif untuk penggelaran konektivitas 5G di Indonesia.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur digital tersebar merata di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah terpencil. Pemerintah tidak ingin pembangunan negara meninggalkan salah satu warga negaranya, terutama masyarakat di Indonesia Timur yang memiliki akses internet terbatas.
Menyikapi hal tersebut, Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menganjurkan agar internet tidak hanya digunakan untuk hiburan, khususnya di daerah yang dikenal sebagai daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Baca Juga: Penyimpangan Penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Dampak dan Upaya Pencegahan
Salah satu upaya terbaru untuk menjembatani kesenjangan tersebut adalah dengan diluncurkannya satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) pada Juni 2023 dengan kecepatan internet 150 Gbps untuk memenuhi kebutuhan akses internet pada sekitar 50.000 titik di empat sektor layanan publik di Indonesia. wilayah 3T di Indonesia. SATRIA-1 akan terhubung dengan 11 ground control station di seluruh Indonesia pada bulan Desember 2023 dan akan meningkatkan konektivitas internet di Indonesia pada awal tahun 2024. Dengan upaya tersebut, Indonesia meletakkan landasan bagi masa depan digital yang kuat dan inklusif.