catatanfakta.com - Program pemerintah “Makan Bergizi Gratis” yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui distribusi pangan bergizi, mendapatkan sorotan tajam dari CEO Promedia Teknologi, Agus Sulistiyono.
Meski program ini memiliki niat mulia, Agus mengingatkan agar pemerintah tidak terjebak dalam ketergantungan pada impor yang bisa merugikan banyak pihak, khususnya petani dan peternak lokal.
"Jangan sampai Program Makan Bergizi Gratis justru menguntungkan segelintir orang lewat dikit-dikit impor," ungkap Agus dengan tegas.
Baca Juga: SDN 1 Pakansari Jadi Pilot, Program Makan Gratis Pemkab Bogor Hadapi Stunting?
Pernyataan ini merujuk pada kekhawatirannya bahwa terlalu banyak ketergantungan pada produk impor bisa menggerus peluang sektor lokal, seperti pertanian dan peternakan, yang seharusnya mendapatkan dukungan lebih besar.
Agus menekankan, ketergantungan pada impor dapat merusak sistem pangan nasional. Jika program ini terus mengandalkan produk luar negeri, permintaan terhadap produk lokal akan berkurang drastis.
Akibatnya, petani dan peternak lokal akan semakin terdesak untuk bersaing dengan harga murah dari produk impor yang sering kali disubsidi atau didukung oleh skala industri besar.
Baca Juga: TikToker Willie Salim Resmikan Warung Makan Gratis, Inisiatif Peduli Kesehatan dan Kemanusiaan
Hal ini menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan Indonesia yang harus didorong untuk berkembang.
Pernyataan ini membawa Agus pada perspektif yang lebih luas tentang keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Program sosial yang dirancang untuk membantu masyarakat bawah, seharusnya memberi manfaat langsung kepada mereka, bukan kepada pelaku usaha besar yang mungkin lebih memanfaatkan kebijakan impor.
Agus menambahkan, "Keberpihakan terhadap rakyat kecil harus menjadi prioritas dalam setiap kebijakan pangan, bukan malah menguntungkan pemain besar di pasar."
Baca Juga: Willie Salim Guncang Dunia Maya! WIS MANGAN?, Rumah Makan Gratis yang Jadi Sensasi
Ketahanan pangan nasional juga menjadi perhatian Agus. Jika ketergantungan pada impor tidak segera dikurangi, maka ketahanan pangan Indonesia bisa terancam dalam jangka panjang.
"Kita perlu memikirkan masa depan. Jika terus-menerus bergantung pada impor, suatu saat kita bisa kewalahan ketika pasokan dari luar negeri terganggu," katanya.