CatatanFakta.com – Harga beras di berbagai daerah Indonesia terus mengalami lonjakan sejak awal September 2025. Kenaikan ini menimbulkan keresahan masyarakat karena beras merupakan kebutuhan pokok utama.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai mengkaji opsi impor beras sebagai salah satu langkah menstabilkan harga di pasaran.
Fakta Kenaikan Harga Beras
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras medium saat ini sudah menembus Rp14.500 per kilogram, sedangkan beras premium berada di kisaran Rp16.500 – Rp17.000 per kilogram.
Baca Juga: Stok Beras Menipis, El Nino Disebut Jadi Penyebab Utama Kenaikan Harga
Angka ini naik hampir 15% dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan dipicu oleh beberapa faktor:
-
Dampak El Nino yang menyebabkan produksi padi menurun.
-
Distribusi terganggu di sejumlah daerah akibat cuaca ekstrem.
-
Biaya pupuk dan produksi meningkat, membuat petani enggan menanam dalam skala besar.
Opsi Impor: Solusi atau Masalah Baru?
Menteri Pertanian menyebut impor beras akan dilakukan sebagai opsi terakhir jika stok Bulog dan produksi nasional tidak mencukupi. Bulog saat ini memiliki cadangan beras sekitar 1,2 juta ton, namun jumlah tersebut diperkirakan hanya cukup untuk 2 bulan ke depan.
Baca Juga: Harga Beras September 2025 Melonjak, Ini Penyebab Utama di Pasar Tradisional
Namun, kebijakan impor beras kerap menimbulkan polemik. Beberapa pengamat menilai impor justru bisa memukul harga gabah di tingkat petani. Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, menegaskan bahwa impor tidak bisa menjadi solusi jangka panjang.
“Impor hanya bisa menjadi jalan keluar darurat, tapi bukan solusi utama. Pemerintah harus memperbaiki tata niaga beras dan memperkuat produksi petani lokal,” ujar Khudori.