informasi

Ribuan Guru Sambut Abdul Muis: Rehabilitasi Presiden Prabowo Akhiri Penantian Panjang

Rabu, 19 November 2025 | 13:28 WIB
Dua guru SMAN 1 Luwu Utara, Sulsel, Abdul Muis (kiri) dan Rasnal (kedua kiri) berfoto dengan Presiden Prabowo. (X/@bang_dasco)

catatanfakta.com – Suasana di perbatasan Luwu Utara pecah menjadi tangis dan tepuk tangan ketika mobil bak terbuka yang membawa Abdul Muis akhirnya melambat memasuki kampung halaman. Ratusan guru berdiri berjajar di kiri-kanan jalan, sebagian meneteskan air mata, menyambut sosok yang tujuh tahun terakhir bergulat dengan proses panjang demi memulihkan nama baiknya.

Dari atas mobil, Abdul Muis turun perlahan dengan peci haji bertuliskan “Terima Kasih Presiden Prabowo”. Seragam batik putih PGRI membalut tubuhnya, selaras dengan para guru yang menunggunya. Saat kakinya menyentuh tanah, beberapa guru langsung memeluknya erat. “Bismillahirrahmanirrahim, hari ini saudara-saudaraku semua menyaksikan, kami datang membawa dua SK,” ucap Muis dengan suara bergetar.

Ia mengangkat dua dokumen yang menjadi titik balik perjalanannya. “SK pertama adalah Keppres tentang rehabilitasi presiden. Kedua, SK pencabutan PTDH yang ditandatangani gubernur. Dengan dua SK ini, maka persoalan kebenaran kami sebagai ASN dianggap sudah selesai,” katanya disambut pekik haru para guru.

Baca Juga: Jelang Hari Guru, 101.786 Guru Agama Lulus PPG: “Negara Hadir Memuliakan Guru”

Kisah Abdul Muis dan Rasnal dimulai sejak 2018, ketika sekolah meminta sumbangan sukarela Rp20.000 per bulan sebagai insentif guru honorer. Keputusan itu disepakati orang tua murid, namun laporan dugaan pungli dari sebuah LSM menyeret keduanya ke proses hukum. Mereka sempat ditahan dan menerima keputusan Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) dari Gubernur Sulsel.

Sejak itu, perjuangan panjang dimulai. Aksi solidaritas PGRI, long march, hingga upaya menghadap Presiden RI menjadi rangkaian yang menyertai langkah mereka. “Awalnya kami meminta grasi, tapi kami diberikan rehabilitasi. Ini lebih dari yang kami minta,” kata Muis.

Ia menilai keputusan Presiden Prabowo adalah bentuk keberpihakan kepada rakyat kecil. “Keputusan sebesar ini hanya mungkin dikeluarkan oleh pemimpin yang pro kepada orang-orang kecil. Terima kasih kepada Ayahanda Presiden Prabowo Subianto,” tuturnya, langsung disambut koor “Amin” dari kerumunan guru.

Baca Juga: DPRD Kota Bogor Ketok Palu Perda Perlindungan Guru, Pemkot Janji Tindak Lanjut Cepat

Muis juga menyampaikan rasa hormat kepada Gubernur Sulsel yang mencabut SK PTDH. Dengan nada sedikit berkelakar ia berkata, “PTDH ini yang membuat kami bisa bertemu dengan Bapak Presiden Republik Indonesia.” Ia juga tak lupa berterima kasih kepada Bupati Luwu Utara dan keluarga besar PGRI yang mengawal kasus ini hingga menjadi perhatian nasional. “Support Bupati kepada teman-teman PGRI, terutama dalam aksi solidaritas, menjadi pemicu sehingga masalah ini viral di seluruh Nusantara,” ujarnya.

Saat mengingat momen bertemu Presiden Prabowo, Muis sempat terdiam lama. Ia menarik napas sebelum berkata pelan, “Tentang bertemu dengan Presiden… tidak cukup kata-kataku untuk membahasakan itu. Begitu indahnya ini hidup.”

Kini, setelah perjuangan panjang bertahun-tahun, Abdul Muis kembali ke profesi yang paling ia cintai. Kembali ke ruang kelas, ke papan tulis, dan ke ratusan murid yang menunggunya. Ia pulang sebagai guru, dengan keyakinan bahwa kebenaran akhirnya menemukan jalannya.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB