informasi

Pangan Lokal: Kunci Pemenuhan Gizi Anak yang Terjangkau dan Bergizi

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:40 WIB
Ilustrasi Pangan Lokal (Pixabay/indonesia-427784_1280)

catatanfakta.com - Pemenuhan gizi anak kerap menjadi perhatian utama bagi banyak keluarga Indonesia. Salah satu solusi yang semakin relevan adalah memanfaatkan pangan lokal, yang kaya akan kandungan nutrisi dan dekat dengan tradisi masyarakat setempat.

Hal ini selaras dengan pengertian pangan lokal berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang mencakup makanan khas daerah yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat sesuai dengan potensi serta kearifan lokalnya.

Indonesia dikenal dengan beragam jenis pangan lokal yang tak hanya memiliki rasa khas tetapi juga bernutrisi tinggi. Penelitian dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) bersama Universitas Gadjah Mada pada 2021 menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan lebih cenderung mengonsumsi pangan lokal yang beragam.

Baca Juga: Mari Ubah Kebiasaan Konsumsi, Bogor Dorong Penganekaragaman Pangan Lokal

"Jenis makanan seperti umbi-umbian, sayur, dan buah memiliki persentase konsumsi yang lebih tinggi di desa dibandingkan dengan kota," menurut data tersebut.

Masyarakat desa dinilai memiliki pola makan lebih seimbang, sementara masyarakat kota sering kali bergantung pada protein hewani dan makanan olahan yang berpotensi kekurangan mikronutrien esensial.

Dengan kata lain, memanfaatkan pangan lokal tak hanya menawarkan variasi menu tetapi juga menjadi langkah pencegahan stunting dan gangguan gizi lainnya, terutama bagi anak-anak.

Baca Juga: Daun Kelor: Rahasia Alam untuk Cegah Stunting dan Tingkatkan Gizi!

Dalam aspek ekonomi, bahan pangan lokal memiliki daya tarik tersendiri. Harga yang relatif terjangkau memungkinkan semua kalangan dapat menikmatinya. Sebagai contoh, protein dari ikan air tawar seperti nila, lele, hingga kembung dapat menjadi alternatif terbaik dibandingkan protein hewani dari daging yang lebih mahal.

Ditambah lagi, produk pangan nabati seperti tahu dan tempe, yang berasal dari kedelai lokal, semakin relevan di tengah upaya penghematan biaya tanpa mengorbankan kualitas gizi.

Selain kandungan nutrisinya, pangan lokal juga dinilai lebih sehat karena minim pengawet dan pengolahan panjang yang dapat merusak kandungan gizi. "Pangan lokal yang segar membutuhkan perlakuan minim sehingga nutrisi tetap terjaga.

Baca Juga: SMPN 3 Cibungbulang Jadi Lokasi Baru Program Gizi Gratis di Bogor, Ada Apa di Baliknya?

Hal ini membantu memenuhi kebutuhan gizi seimbang yang mendukung tumbuh kembang anak secara maksimal," ujar Mahmud Aditya Rifqi, S.Gz., M.Si., PhD, seorang dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yang melimpah, masyarakat tak hanya membantu meningkatkan kualitas gizi anak-anak tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB