Catatanfakta.com - Sebagai mahasiswa politik dan budaya, kita seringkali mencoba untuk memahami bagaimana konsep-konsep teoritis ini diterapkan dalam dunia nyata.
Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah melihat karya-karya para ahli terkemuka yang telah mencoba menjembatani jurang antara teori dan praktik.
Kali ini, kita akan membahas perspektif Almond dan Powell mengenai hubungan antara budaya politik dan bentuk-bentuk kekuasaan.
Baca Juga: Anwar Usman Dicopot dari Ketua MK, Gibran: Kita Hormati Saja
Almond dan Powell adalah dua ahli politik terkenal yang menggali ide tentang bagaimana budaya politik mempengaruhi struktur kekuasaan dan dinamika dalam negara.
Mereka menemukan bahwa budaya politik memiliki peran penting dalam membentuk karakteristik dan perilaku dasar sistem politik negara.
Kenyataannya, studi mereka telah menginformasikan banyak dari pemikiran kita tentang bagaimana nilai-nilai masyarakat, norma-norma sosial, dan kepercayaan kolektif ada di dalam konteks politik global saat ini.
Baca Juga: Sidang Cerai Virgoun dan Inara Rusli: Tuntutan Nafkah dan Putusan Pengadilan
Salah satu kontribusi terbesar Almond dan Powell adalah mempresentasikan gagasan budaya politik ke dalam tiga jenis utama: parokial, subjek, dan partisipan.
Budaya politik parokial adalah budaya politik di mana individu tidak begitu menyadari proses politik dan lebih memusatkan perhatian pada kehidupan lokal dan tradisi mereka.
Budaya politik subjek, di sisi lain, adalah yang di mana individu mendekati politik sebagai objek untuk dikontrol oleh pemerintah atau kekuatan politik mapan.
Baca Juga: Pembunuhan Misterius di Sidoarjo: Kasus Andi Prawangsa yang Ditemukan di Sumur Tua
Terakhir, budaya politik partisipan adalah sistem di mana individu berperan aktif dalam proses politik dan bekerja untuk mendukung dan mengubah sistem yang ada.