NGERI RUSIA DI DUKUNG PENUH CINA "KEMITRAAN TAK TERBATAS"

- Selasa, 21 Februari 2023 | 15:28 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). (Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS/AWW)
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). (Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS/AWW)

Catatanfakta.com - Sudah sekitar satu tahun sejak dinas intelijen Barat memberikan informasi yang mengganggu - China seharusnya meminta Moskow untuk menunggu sampai setelah Olimpiade Musim Dingin di Beijing untuk menyerang Ukraina.

Pertandingan berakhir pada 20 Februari. Dan pada 24 Februari, Rusia menyerang.

Sekarang, setelah hampir satu tahun berperang, datanglah peringatan Amerika yang kedua. Menurutnya, kali ini China berencana memasok senjata dan amunisi kepada Rusia.

Baca Juga: Indonesia Kirim Bantuan Pasca Gempa Turki

Informasi wartawan Amerika tersebut dikonfirmasi secara terbuka oleh kepala diplomasi AS, Antony Blinken. Dia mengatakan kepada CBS News bahwa perusahaan China sudah memberikan "dukungan tidak mematikan" ke Rusia.

Dan informasi baru menunjukkan bahwa Beijing juga dapat memberikan yang "mematikan". Pada saat yang sama, dia mengirimkan peringatan ke China bahwa dalam kasus seperti itu tindakannya akan memiliki "konsekuensi serius".

Fakta yang merusak cerita

Meskipun China menolak semua tuduhan Amerika, mereka tidak menyembunyikan simpati timbal balik mereka dengan Rusia. Tepat sebelum invasi Rusia - Februari lalu - Moskow dan Beijing menyampaikan pernyataan lima ribu kata yang menyatakan kemitraan "tak terbatas".

Baca Juga: PERTEMUAN LUCKY HAKIM DAN RIDWAN KAMIL UNTUK TEMUKAN SOLUSI

Presiden China Xi Jinping bahkan belum mengutuk agresi Rusia di Ukraina. Hingga hari ini, media China tidak menyebut invasi itu sebagai "perang".

Misalnya, pada akhir tahun 2022, Si sendiri secara terbuka menekankan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengesampingkan solusi diplomatik untuk konflik tersebut.

Sementara kata-kata pengakuan datang dari Beijing, rudal Rusia terus membom sasaran sipil Ukraina dan infrastruktur kritis.

Baca Juga: Perlu Di ketahui Cuaca Untuk Pertanian Mahasiswa IPB Bertolak Ke BMKG

Terlepas dari semua ini, China melihat dirinya sebagai mediator dan mediator perdamaian, berusaha menemukan keseimbangan antara Barat dan Rusia. Namun, bukan hanya fakta-fakta yang disebutkan di atas yang merusak cerita Beijing.

Halaman:

Editor: Wafa Lutfiah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PELANTIKAN DPK BKPRMI SEKABUPATEN BOGOR

Selasa, 21 Maret 2023 | 11:06 WIB

Penampakan Cahaya Indah AURORA

Selasa, 28 Februari 2023 | 09:54 WIB

Indonesia Kirim Bantuan Pasca Gempa Turki

Selasa, 21 Februari 2023 | 13:39 WIB
X