Pemkab Bogor Gandeng IPB, Sekolah Pra Nikah Diperkuat Lindungi Generasi Muda

photo author
- Senin, 15 Desember 2025 | 15:03 WIB
Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika bersama IPB University serta para wisudawan Sekolah Pra Nikah.  (DOKUMEN DISKOMINFO)
Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika bersama IPB University serta para wisudawan Sekolah Pra Nikah. (DOKUMEN DISKOMINFO)

catatanfakta.com - Pemerintah Kabupaten Bogor terus memperkuat upaya perlindungan anak dan remaja dari praktik pernikahan usia dini melalui program Sekolah Pra Nikah. Program ini diwujudkan melalui Wisuda Sekolah Pra Nikah Tahun 2025 yang digelar DP3AP2KB Kabupaten Bogor bekerja sama dengan Pusat Kajian Gender dan Anak serta IPB University di SG 1 Cibinong, Sabtu (13/12/25).

Mewakili Bupati Bogor, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika mengapresiasi penyelenggaraan sekolah pra nikah yang dinilainya sebagai langkah strategis dalam membekali generasi muda dengan pemahaman nilai kehidupan, pernikahan, dan tanggung jawab sejak dini.

“Sekolah pra nikah ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran bahwa pernikahan bukan hanya urusan hari ini, tetapi perjalanan panjang yang penuh tanggung jawab, baik di dunia maupun di akhirat,” ujar Ajat.

Baca Juga: Pemkab Bogor dan IPB University Gelar Wisuda Sekolah Pra-Nikah, Cegah Pernikahan Dini dan Stunting

Ajat menegaskan bahwa anak dan remaja saat ini menghadapi tantangan serius, mulai dari pola konsumsi tidak sehat, gaya hidup berlebihan, degradasi nilai keimanan, hingga pengaruh negatif media dan tontonan. Kondisi tersebut, menurutnya, membutuhkan penguatan karakter dan kesiapan mental sejak dini melalui edukasi yang tepat.

Ia juga menyoroti kondisi demografi Kabupaten Bogor yang didominasi usia produktif. Jika kualitas sumber daya manusia tidak disiapkan dengan baik, maka akan muncul persoalan sosial seperti putus sekolah, pernikahan dini, hingga kesulitan memperoleh pekerjaan yang berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Sussy Rahayu Agustini, mengungkapkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki sekitar 5,8 juta penduduk, dengan 1,78 juta di antaranya merupakan anak-anak di bawah usia 18 tahun. Ia menegaskan bahwa pernikahan anak masih menjadi persoalan serius, terlebih Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka pernikahan anak tertinggi secara nasional.

Baca Juga: Bupati Bogor dan IPB University Siapkan Terobosan Desa Digital dan Ketahanan Pangan

“Pernikahan anak berdampak besar terhadap kesehatan, pendidikan, psikologis, dan kesejahteraan anak, khususnya anak perempuan,” tegas Sussy.

Menurutnya, risiko kehamilan usia dini, kematian ibu dan anak, trauma psikologis, hingga kekerasan dalam rumah tangga menjadi konsekuensi yang harus dicegah secara bersama-sama. Faktor penyebab pernikahan anak pun beragam, mulai dari kemiskinan, keterbatasan akses pendidikan, tradisi sosial budaya, pengaruh media sosial, hingga kehamilan di luar nikah.

“Oleh karena itu, kami mendorong penguatan program edukatif yang mempersiapkan remaja secara matang sebelum memasuki jenjang pernikahan melalui sekolah pra nikah ini,” jelasnya.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof. Dr. Sofyan Sjaf, menilai langkah Pemkab Bogor sebagai kebijakan visioner yang berpikir jauh ke depan dalam menyiapkan generasi masa depan. Ia menegaskan bahwa pernikahan usia dini berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Baca Juga: Angka Stunting Turun, Pemkot Bogor Beri Penghargaan dan Perkuat Strategi 2025

“Sekolah pra nikah ini menjadi ruang pembelajaran agar anak-anak tidak menikah terlalu cepat. Kalau menikah terlalu cepat, kualitas sumber daya manusianya akan merosot,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Diskominfo Bogor

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X