Festival Batik di Botani Square Meriahkan Hari Batik Nasional 2025, Produk Lokal Diserbu Pengunjung

photo author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 08:06 WIB
Festival Batik dan Tenun Indonesia di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu 28 Mei 2025. (Ayobandung.com/Magang Foto/Lukman Hidayat)
Festival Batik dan Tenun Indonesia di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu 28 Mei 2025. (Ayobandung.com/Magang Foto/Lukman Hidayat)

CATATANFAKTA.COM -, BOGOR – Suasana Mal Botani Square, Kota Bogor, sejak Rabu (1/10/2025) terasa berbeda. Lantai utama pusat perbelanjaan tersebut dipenuhi warna-warni kain batik dengan berbagai motif khas nusantara. Festival Batik yang digelar hingga Minggu (5/10/2025) itu sukses menarik perhatian masyarakat.

Acara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Batik Nasional 2025. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Natasha Event Organizer bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor. Kehadirannya bukan hanya sekadar ajang pameran, melainkan juga bentuk nyata upaya melestarikan budaya sekaligus menguatkan industri kreatif lokal.

Ajang Pameran dan Kebanggaan Perajin Lokal

Festival batik diisi oleh para perajin dari berbagai wilayah, termasuk Kota Bogor. Mereka memamerkan karya terbaiknya, dengan harapan masyarakat makin mengenal motif khas daerah dan mencintai produk dalam negeri.

Salah satu yang ikut serta adalah Cornalia Melindawati, owner Batik Melinda. Wanita yang akrab disapa Linda ini mengaku bangga bisa ikut ambil bagian. Menurutnya, festival ini menjadi peluang besar memperkenalkan batik Bogor kepada masyarakat luas.

Baca Juga: Bupati Bogor Rudy Susmanto Tegaskan Evaluasi Rutin Program Makan Bergizi Gratis

“Kegiatan ini bisa mendongkrak minat warga terhadap kebudayaan lokal, khususnya batik. Saya senang sekali bisa ikut terlibat,” ujar Linda kepada Radar Bogor, Kamis (2/10/2025).

Linda menambahkan, respon masyarakat di hari pertama acara cukup mengejutkan. Gerainya langsung dipenuhi pembeli yang tertarik dengan motif khas bernama Palak Hujan.

“Itu memang best seller kami. Kemarin sampai terjual empat potong kain motif Palak Hujan, satu kainnya dijual Rp200 ribu sampai Rp250 ribu,” jelasnya.

Dari Kain Hingga Pernak-pernik Batik

Tak hanya memamerkan kain, Linda juga menjual beragam produk turunan batik. Mulai dari totopong atau ikat kepala, topi, tote bag, hingga tempat pensil. Semua produk diberi sentuhan kain batik agar bisa menarik minat generasi muda.

Bagi Linda, langkah ini merupakan cara agar batik lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, tidak hanya sebatas pakaian formal atau acara tertentu.

“Batik bisa hadir dalam berbagai bentuk. Semakin sering digunakan, semakin tumbuh rasa cinta kita terhadap budaya sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: Perkuat Satu Komando, Pemkot Bogor Tekan Angka Stunting Lewat Strategi Baru

Teknik Tulis dan Cap, Warisan Budaya yang Dijaga

Dalam memproduksi batik, Linda menggunakan dua teknik utama, yaitu batik tulis dan batik cap. Menurutnya, kedua teknik ini memiliki nilai seni dan filosofi tersendiri.

Ia menekuni usaha batik sejak 2017. Ketertarikannya bermula dari keinginan kuat untuk melestarikan budaya bangsa.

“Saya jatuh cinta pada batik karena ingin menjaga budaya ini agar tidak punah,” katanya penuh semangat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X