Tanpa intervensi, dikhawatirkan banyak warteg gulung tikar, dan UMKM kehilangan daya saing.
Ekonom pangan Khudori menilai kenaikan harga beras yang berkepanjangan berpotensi memicu inflasi dan memperburuk kondisi ekonomi rakyat.
“Beras adalah kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Jika harganya tak terkendali, bukan hanya pelaku usaha, tapi stabilitas ekonomi nasional juga terganggu,” tegasnya.
Kenaikan harga beras tidak hanya persoalan rumah tangga, tetapi juga menjerat warteg dan UMKM yang menggantungkan hidup dari bisnis kuliner rakyat.
Tanpa solusi konkret, biaya produksi akan terus melambung, keuntungan tergerus, dan pada akhirnya beban terbesar kembali ditanggung masyarakat kecil.
Artikel Terkait
7 SMA Terbaik di Bogor 2025: Sekolah Favorit dengan Prestasi Akademik dan Karakter
Peta SMA Unggulan di Kabupaten Bogor 2025: Gunungputri, Citeureup, hingga Cibinong Didominasi Akreditasi A