Baca Juga: Viral! Warga Kibarkan Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Sindiran Halus ke Pemerintah?
Mewarnai Bersama Miss Nala
Tanggal 24 Juli menjadi hari penuh warna ketika lomba mewarnai digelar bagi anak-anak usia dini. Suasana ceria tampak memenuhi aula, dengan anak-anak asyik mencoretkan warna di kertas gambar mereka.
Kegiatan ini dinilai oleh Miss Nala, tokoh edukatif yang populer di kalangan anak-anak. Ia memuji keberanian anak-anak dalam berekspresi dan membagikan tips seputar teknik pewarnaan, gradasi, hingga cara bercerita lewat gambar.
“Warna adalah bahasa anak-anak untuk mengungkapkan isi hatinya. Jangan pernah remehkan satu coretan kecil,” tutur Miss Nala usai kegiatan.
Baca Juga: Ratusan Warga dan Santri Iringi Pemakaman Suryadharma Ali di Ponpes Miftahul Ulum Cikarang
Inspirasi dari Penulis Muda
Puncak Festival Literasi pada 25 Juli diisi oleh sesi meet and greet bersama penulis muda inspiratif, Dyssa Chrysilla Cathlin, yang telah menelurkan karya novel berjudul “Merengkuh Pilu”.
Dalam suasana yang akrab dan membumi, Dyssa berbagi kisah perjalanan menulisnya sejak usia remaja, serta motivasi dan tantangan yang dihadapinya. Ia mengajak para peserta, khususnya pelajar dan generasi muda, untuk berani menulis tanpa takut salah.
“Menulis adalah cara saya memahami dunia dan menyampaikan isi hati. Tidak ada tulisan yang sia-sia kalau itu jujur dari diri sendiri,” ujarnya.
Sesi ini menuai respons positif dari pelajar yang hadir. Beberapa di antaranya bahkan langsung menunjukkan naskah cerpen mereka kepada Dyssa untuk mendapat masukan.
Baca Juga: Tsunami Kecil Terjadi di 8 Wilayah Indonesia Akibat Gempa Dahsyat Rusia, BMKG Imbau Waspada
Lomba Menyanyi & Cerpen Daring
Selepas sesi inspiratif bersama Dyssa, festival dilanjutkan dengan lomba menyanyi lagu anak-anak bagi remaja. Penampilan para peserta di panggung disambut riuh tepuk tangan penonton yang menikmati alunan lagu-lagu penuh semangat.
Lomba ini tak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan bakat dan emosi positif melalui seni suara.
Tak ketinggalan, selama festival berlangsung, panitia juga menggelar lomba menulis cerpen daring yang terbuka untuk pelajar dan masyarakat umum di seluruh Kabupaten Bogor. Lomba ini bertujuan mendorong lahirnya penulis-penulis lokal berbakat dan memperluas akses literasi digital.
Baca Juga: Ribuan Penggemar Tumpah Ruah di Jalanan Birmingham, Iringi Perpisahan Terakhir Ozzy Osbourne
Literasi Bukan Sekadar Membaca
Festival Literasi 2025 membuktikan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi juga merangkul kreativitas, seni, ekspresi, dan empati. Semangat yang ditunjukkan peserta selama lima hari kegiatan menjadi bukti bahwa upaya memperkuat budaya literasi tidak sia-sia.
Artikel Terkait
Air Danau Toba Keruh dan Viral, Bobby Nasution Sedang Diteliti, Kemungkinan karena Cuaca
Sidak Pasar Sukasari, Wali Kota Bogor Pastikan Tak Ada Beras Oplosan