Catatanfakta.com - Sejak didirikan pada tahun 2022, PINTU Incubator telah berkembang menjadi program inkubasi mode terdepan di Indonesia yang tidak hanya fokus pada pengembangan bakat lokal, tetapi juga menjadi jembatan strategis dalam hubungan budaya dan profesional antara Indonesia dan Prancis. Dengan visi besar membina desainer muda berbakat sekaligus memfasilitasi pertukaran budaya dan pengalaman internasional, PINTU terus memperluas cakupan serta dampaknya di kancah global.
Puncak kolaborasi ini terlihat dalam kerja sama yang diumumkan pada 28 Mei 2025 antara PINTU Incubator dengan institusi seni dan mode ternama École Duperré Paris, menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral kreatif kedua negara. Bahkan, program ini mendapat dukungan langsung dari Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dan Presiden Emmanuel Macron, yang menyampaikan dukungannya secara langsung saat kunjungan ke Candi Borobudur pada 29 Mei 2025. Hal ini memperkuat posisi PINTU bukan hanya sebagai wadah inkubasi kreatif, tetapi sebagai simbol diplomasi budaya yang efektif.
Menurut Thresia Mareta, Co-initiator PINTU Incubator sekaligus Founder dari LAKON Indonesia, dukungan dari Prancis menjadi simbol kuat bahwa budaya, pendidikan, dan kreativitas mampu menyatukan dua bangsa. Dalam konferensi pers yang digelar pada 10 Juli 2025, ia menyampaikan bahwa PINTU telah mencatat capaian signifikan selama tiga tahun terakhir: menjaring lebih dari 10.000 brand lokal, memilih 51 peserta untuk diinkubasi, dan melibatkan 86 mentor, termasuk 33 profesional dari Prancis.
Baca Juga: Titiek Soeharto Desak Penindakan Tegas pada Kasus Beras Oplosan
Salah satu inisiatif terbaru yang diluncurkan dalam kesempatan tersebut adalah Residency Program, yaitu program residensi kreatif untuk desainer muda Prancis. Dalam batch pertamanya, dua desainer muda berbakat — Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud — telah memulai program ini dengan magang di LAKON Indonesia dan akan tinggal selama tiga bulan di dua wilayah Indonesia. Selama residensi, mereka akan mempelajari teknik batik di Jawa dan mengeksplorasi tenun tradisional di wilayah timur Indonesia. Tujuan program ini adalah menciptakan kolaborasi kreatif langsung antara desainer Prancis dengan pengrajin lokal Indonesia.
“Residensi ini tidak hanya soal pelatihan teknis. Ini tentang pengalaman hidup, bekerja langsung dengan artisan, dan membangun pemahaman mendalam akan budaya lokal,” ujar Thresia Mareta.
Dari sisi industri mode nasional, JF3 (Jakarta Fashion & Food Festival) turut mendukung penuh perjalanan PINTU. Soegianto Nagaria, Chairman JF3 dan juga Co-initiator PINTU, menekankan pentingnya konsistensi dalam membangun ekosistem mode yang berkelanjutan. Menurutnya, investasi terhadap kreativitas tidak cukup hanya dengan perayaan, tapi juga dengan mengarahkan desainer ke pasar nyata dan eksposur global.
Baca Juga: ‘Superman’ Terbang Tinggi di Box Office Global, Balik Modal Tinggal Tunggu Waktu
Sebagai bagian dari eksposur itu, PINTU Incubator juga mengumumkan enam brand lokal terpilih yang akan tampil dalam JF3 Fashion Festival 2025, yaitu:
-
CLV
-
Dya Sejiwa
-
Lil Public
-
Nona Rona
-
Rizkya Batik
Artikel Terkait
19 Jam di Atas Awan Cerita Madeline Khaw, Pramugari yang Mengarungi Langit Tanpa Henti
Langkah Garuda Menuju 100 Besar Dunia, Ketika Mimpi Mulai Nyata