Pesan Damai Menag Nasaruddin di Hari Waisak: Saatnya Indonesia Menanam Kebajikan dan Menyatukan Hati

photo author
- Senin, 12 Mei 2025 | 14:27 WIB
Dalam perayaan Waisak 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa perbedaan antarumat beragama adalah rahmat Tuhan dan kekuatan bangsa yang harus dijaga demi persatuan Indonesia. (Foto/ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Dalam perayaan Waisak 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa perbedaan antarumat beragama adalah rahmat Tuhan dan kekuatan bangsa yang harus dijaga demi persatuan Indonesia. (Foto/ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

catatanfakta.com – Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 menjadi panggung spiritual sekaligus momentum kebangsaan yang menyatukan hati dalam kebajikan dan perdamaian. Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menggarisbawahi pentingnya menjadikan Waisak bukan sekadar upacara keagamaan bagi umat Buddha, tetapi juga inspirasi lintas agama dan budaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur di tengah masyarakat yang majemuk.

“Waisak adalah momen suci untuk memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Buddha Gautama. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat relevan bagi kehidupan bersama, lintas iman dan budaya,” ujar Nasaruddin dalam pernyataannya, Minggu (11/5/2025).

Tema Waisak Nasional tahun ini, “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”, disebutnya sebagai panggilan mulia di tengah dunia yang penuh dinamika sosial dan konflik. Bagi Nasaruddin, pesan Waisak tidak berhenti di altar peribadatan, tetapi harus menembus batas sektarian dan mengalir dalam perilaku nyata sehari-hari sebagai bangsa yang menjunjung tinggi toleransi.

Baca Juga: Kemenag Warning PIHK, Jangan Abaikan Kesehatan Jamaah Haji Khusus!

“Tema ini merupakan ajakan mulia bagi kita semua—untuk bersatu, saling menghormati, dan menghadirkan kedamaian, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan,” tegasnya.

Dalam pandangannya, Waisak bukan hanya perayaan spiritual, tetapi ruang untuk memperdalam nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Ia pun memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai kegiatan yang digelar dalam rangkaian Wesākha Sānanda, mulai dari Thudong—perjalanan spiritual para bhikkhu yang menapaki jalan damai—hingga kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan yang memperlihatkan wajah religiositas yang aktif dan membumi.

“Semua kegiatan ini bukan hanya memperkaya makna Waisak, tapi juga mempererat kebersamaan dan membangun solidaritas antarumat beragama. Kita butuh lebih banyak momen seperti ini di tengah kehidupan bangsa yang beragam,” ucap Nasaruddin.

Baca Juga: Kemenag Turut Berduka atas Musibah Tanah Longsor di Gontor Cabang Magelang

Ia menambahkan, di tengah hiruk-pikuk persoalan dunia dan dalam negeri, Waisak harus menjadi jeda kontemplatif bagi seluruh anak bangsa untuk merenungi ulang makna hidup yang sarat dengan belas kasih, pengendalian diri, dan harmoni.

“Semoga perayaan Tri Suci Waisak ini menjadi sumber kekuatan spiritual, membawa ketenangan, dan memantapkan semangat persaudaraan dalam membangun Indonesia yang rukun dan damai,” harapnya.

Menutup pesannya dengan doa universal, Nasaruddin mengucapkan, “Semoga semua makhluk hidup berbahagia.”

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Kemenag

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X