Nepotisme atau Prestasi? Pandu Patria Sjahrir Ditunjuk Prabowo sebagai CIO Danantara

(NAMA MEDIA) - Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto menunjuk Pandu Patria Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) Danantara pada 24 Februari 2025 menuai sorotan publik.

Dengan aset yang mencapai lebih dari 900 miliar dolar Amerika, posisi ini dianggap sebagai salah satu yang paling strategis dalam mengelola investasi nasional.

Penunjukan Pandu yang memiliki rekam jejak di dunia keuangan, energi, dan teknologi ini tetap memunculkan spekulasi.

Baca Juga: SKANDAL PANAS! Lisa Mariana Bongkar Bukti Perselingkuhan dengan Ridwan Kamil, Tuntut Nafkah Anak?

Salah satu yang menjadi perbincangan adalah hubungan keluarga Pandu dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Pandu diketahui merupakan keponakan Luhut dari garis ibunya.

Publik pun bertanya-tanya, apakah jabatan ini diberikan murni atas prestasi atau ada pengaruh dari sang paman? Dugaan keterlibatan Luhut dalam pengangkatan Pandu semakin santer diperbincangkan.

Namun, dalam sebuah podcast bersama Andovi da Lopez dan Abigail Limuria yang tayang di kanal What Is Up, Indonesia? (WIU) pada 26 Maret 2025, Pandu membantah tudingan tersebut.

Ia mengklaim bahwa keputusan tersebut sepenuhnya datang dari Prabowo tanpa diketahui oleh siapa pun, termasuk Luhut.

Baca Juga: SKANDAL TERBARU: RIDWAN KAMIL DITUDING SELINGKUH DAN ABAIKAN ANAK, MODEL SEKSI LISA MARIANA BONGKAR BUKTI!

“‘Apakah ada yang tahu tentang (penunjukan) ini?’ dan beliau (Prabowo) bilang, ‘Tidak, ini gagasan saya,’” ujar Pandu menirukan pernyataan Prabowo.

Ia juga mengungkapkan bahwa bahkan Luhut baru mengetahui hal tersebut keesokan harinya dan sama terkejutnya dengan publik.

“‘Orang-orang bilang, ‘Mungkin Luhut yang melakukan ini’ tapi beliau pun (Luhut) tidak tahu sampai keesokan harinya,” kata Pandu.

Dalam pernyataannya, Pandu juga menyebut Prabowo memiliki kesamaan dengan Luhut dalam hal kepemimpinan, terutama dalam kebiasaan menelusuri latar belakang seseorang sebelum mengambil keputusan.

Terlepas dari pernyataan Pandu, keputusan ini tetap menjadi bahan perdebatan. Apakah ini murni langkah strategis dari Prabowo untuk menempatkan figur profesional di posisi penting?