catatanfakta.com - Penentuan awal Ramadan 2025 menjadi perhatian publik setelah pemerintah memastikan penggunaan kombinasi dua metode, yaitu hisab dan rukyat.
Hisab, yang berbasis perhitungan astronomi, dan rukyat, yang mengandalkan pengamatan langsung, menjadi dasar dalam menetapkan kapan umat Islam di Indonesia memulai ibadah puasa.
Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin, ilmu astronomi memegang peran penting dalam menentukan posisi hilal.
Baca Juga: Kemenag Pantau Hilal di 125 Titik, Kapan Ramadan Dimulai?
Hisab mampu menghitung posisi bulan, tinggi hilal, serta jaraknya dari matahari dengan tingkat akurasi tinggi. Namun, meskipun perhitungan ini semakin canggih, pemerintah tetap mengedepankan konfirmasi melalui pengamatan langsung.
“Dalam menentukan hilal, ilmu astronomi digunakan untuk menghitung posisi bulan, tinggi hilal, serta jarak bulan dari matahari untuk memprediksi apakah hilal dapat teramati atau tidak,” jelas Thomas.
Berdasarkan perhitungan astronomi, awal Ramadan 2025 diprediksi jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Namun, pemerintah akan tetap melakukan rukyatul hilal untuk menetapkan secara resmi kapan dimulainya puasa Ramadan. Hilal, sebagai bulan sabit muda pertama yang menandai bulan baru dalam kalender Hijriah, menjadi acuan utama dalam keputusan ini.
Baca Juga: Kemenag Fasilitasi Pengembangan Hisab Rukyat, Berikan Bantuan Operasional untuk 10 Lembaga
Penentuan awal Ramadan di Indonesia tidak lagi membenturkan metode hisab dan rukyat. Pemerintah kini menggabungkan keduanya agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan dapat diterima oleh semua pihak. Hisab memberikan perkiraan awal yang sangat akurat, sedangkan rukyat menjadi bentuk pembuktian langsung sesuai ajaran Islam.
“Saat ini perhitungan astronomi sudah sangat akurat, bahkan untuk gerhana matahari atau bulan dapat dihitung hingga hitungan detik,” tambah Thomas.
Meskipun hisab sangat akurat, pengamatan hilal tetap diperlukan karena masih banyak umat Islam yang berpegang teguh pada metode ini.
Baca Juga: Pekan Pertama Ramadan, Sekolah di Depok Resmi Diliburkan!
Namun, pengamatan sering kali menghadapi kendala, seperti kondisi cuaca atau cahaya senja yang menghalangi visibilitas hilal. Faktor geografis dan perbedaan kriteria yang digunakan oleh berbagai organisasi Islam juga menjadi penyebab utama adanya perbedaan dalam penetapan awal bulan Hijriah.
“Salah satu tantangan terbesar dalam rukyat adalah kontras cahaya. Hilal sangat tipis dan sering kali kalah terang dibandingkan cahaya senja,” ungkap Thomas.
Artikel Terkait
Jangan Sampai Ketinggalan! Ini 7 Manfaat Luar Biasa Puasa Ramadan 2025, Bukan Hanya Pahala!
Jangan Lewatkan! Ini Keutamaan Sahur di Bulan Ramadan 2025, Banyak Manfaat dan Pahala Berlipat!
Pj. Bupati Bogor Ajak Warga Makmurkan Masjid, Momentum Sambut Ramadan
Resmi! Sidang Isbat Penentu Awal Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025, Kapan Puasa Dimulai?
Tips Menyambut Ramadan dengan Penuh Makna: Jadikan Ibadah Lebih Berkah!