Catatanfakta.com -, Jakarta, 2 Februari 2025 – Kesejahteraan desa bisa terangkat melalui partisipasi aktif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah diluncurkan sejak 6 Januari 2025. Program ini, yang mengedepankan penyediaan makanan bergizi secara gratis untuk masyarakat, memerlukan peran serta desa sebagai pemasok bahan pangan, sehingga memberi dampak positif baik secara ekonomi maupun sosial.
Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya peran desa dalam menyuplai kebutuhan untuk program MBG.
Menurutnya, “Pak Prabowo meminta agar seluruh kebutuhan MBG dipasok dari desa-desa,” ujarnya saat menghadiri pembukaan HUT Ke-17 Silaturahmi Nasional Gema Desa di Solo, pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Peluang Ekonomi Desa
Partisipasi desa dalam program MBG diharapkan dapat mempercepat perputaran ekonomi desa, dengan perkiraan pertumbuhan hingga 4 hingga 7 kali lipat. Hal ini diperkirakan terjadi karena desa yang terlibat aktif akan meningkatkan usaha mereka, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), UMKM, dan koperasi yang menjadi bagian dari rantai pasok program.
"Dengan keikutsertaan desa dalam program ini, diharapkan tidak hanya ketahanan pangan yang meningkat, tetapi juga kesejahteraan masyarakat desa," tambah Ahmad Riza. Keberadaan program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak finansial yang signifikan, mengurangi jumlah desa tertinggal, dan menciptakan desa mandiri dalam jangka panjang.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem Akibat Tiga Bibit Siklon Tropis
Aturan Desa dalam Ketahanan Pangan
Pemerintah telah mengatur partisipasi desa dalam ketahanan pangan melalui Peraturan Menteri Desa Nomor 7 Tahun 2023, yang mewajibkan desa untuk mengalokasikan minimal 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan. Selain itu, desa juga didorong untuk mendukung swasembada pangan, yang akan memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal.
Desa Tematik, Inovasi Baru untuk Pengembangan Pangan
Pemerintah berencana menciptakan desa tematik sesuai dengan potensi daerah. Desa-desa ini akan fokus memproduksi bahan pangan yang sesuai dengan kekayaan alam lokal. Misalnya, ada kampung cabai, kampung ikan gabus, dan kampung lainnya yang akan menghasilkan produk unggulan untuk memenuhi kebutuhan program MBG.
Baca Juga: Fenomena Cuaca Ekstrem di Februari: Apa yang Harus Kita Waspadai?
"Setiap desa harus memanfaatkan potensi lokalnya dan bahkan bisa menjadikannya produk ekspor. Desa yang aktif dalam ketahanan pangan dan program MBG ini berpotensi besar untuk berkembang dan menjadi desa mandiri," kata Ahmad Riza.
Peluang Menonjolkan Potensi Daerah dalam Menu MBG
Selain itu, Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), menjelaskan bahwa program MBG juga menjadi ajang untuk menunjukkan potensi pangan lokal di setiap daerah. Makanan khas daerah seperti belalang, ulat sagu, atau ikan lokal bisa dijadikan bagian dari menu bergizi, sesuai dengan kebiasaan lokal dan kebutuhan gizi yang tepat.
“Ini bukan tentang standar menu nasional, tetapi bagaimana mengadaptasi menu yang sesuai dengan potensi lokal dan kebutuhan gizi,” tambah Dadan.
Artikel Terkait
Viral! Google Diduga Error, 1 Dolar AS Hanya Rp8.170? Netizen Heboh!
Heboh! Dolar AS Anjlok ke Rp 8.170,65 di Google, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!