catatanfakta.com - Indonesia belum dikenal dunia sebagai pusat penelitian, suatu kenyataan yang disorot oleh Bagus Putra Muljadi, seorang akademisi ternama asal Indonesia yang kini mengajar di Universitas Nottingham, Inggris.
Meski negara ini meraih pengakuan internasional dalam sektor kuliner, Indonesia masih belum mampu mencetak dirinya sebagai kiblat penelitian global.
Dalam sebuah wawancara dengan Good News From Indonesia, Bagus menegaskan bahwa ketertinggalan Indonesia dalam bidang riset merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi.
Baca Juga: Indomie Aman dari Radiasi? Penelitian Ilmuwan Irak Beri Jawaban
Menurut Bagus, rendahnya pertukaran pengetahuan antar lembaga pendidikan di dalam negeri menjadi salah satu faktor utama yang menghambat kemajuan penelitian.
Banyak akademisi Indonesia yang cenderung bertahan di instansi yang sama, alih-alih memperluas jejaring internasional mereka. Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara-negara maju, di mana kolaborasi antar universitas dan institusi riset seringkali menghasilkan inovasi yang mengarah pada kemajuan signifikan.
“Jadi ada perusahaan namanya Brand Finance, dia meranking soft power dari tiap-tiap negara, mungkin ada beberapa puluh sampai 100. Salah satu kriteria dalam soft power recognition adalah edukasi keterkenalan sebuah negara dilihat dari sektor edukasi dan riset dan Indonesia rankingnya adalah yang terendah,” kata Bagus saat berbicara mengenai posisi Indonesia dalam global ranking terkait pendidikan dan riset.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Temukan Ada Risiko Hipertensi pada Pekerja yang Bekerja di Lingkungan Bising
Pernyataan ini menggambarkan dengan jelas bahwa Indonesia masih tertinggal dalam hal pengakuan pendidikan dan riset global.
Meskipun kenyataan tersebut cukup memprihatinkan, Bagus optimis bahwa dengan kolaborasi yang lebih intens antara dunia akademik Indonesia dengan institusi internasional, Indonesia memiliki potensi untuk menciptakan akademisi kelas dunia.
Namun, tanpa ada dorongan dan insentif yang menarik dari negara lain, para peneliti asing belum cukup melihat Indonesia sebagai mitra penelitian yang strategis.
Baca Juga: Membuat Penelitian Lebih Efektif Dengan Menggunakan Metode Ilmiah
“Jadi mohon maaf Indonesia belum menjadi kiblat penelitian dunia. Jadi tidak ada insentif bagi dosen-dosen asing untuk melihat Indonesia untuk menjadi kolaborator,” tambah Bagus, menjelaskan bahwa minimnya dorongan tersebut berdampak pada rendahnya peluang penelitian yang dapat dilakukan bersama dengan para peneliti luar negeri.
Bagus lebih lanjut berharap agar pendidikan di Indonesia bisa terlibat lebih dalam dalam pergerakan riset global.
Artikel Terkait
"Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif dan Manfaatnya dalam Mempelajari Fenomena Sosial"
Penelitian Terbaru Mengungkap Das Sein dan Das Sollen dalam Perilaku Manusia
Mengungkap Das Sein dan Das Sollen dalam Perilaku Manusia: Penelitian Terbaru yang Mencerahkan
penelitian terbaru menyajikan temuan terkait desein dan das sollen dalam perilaku manusia
penelitian terbaru menyajikan temuan terkait desain dan das sollen dalam perilaku manusia