Raimuna Bogor 2024: Ini Cara Pramuka Siapkan Indonesia Emas 2045

catatanfakta.com - Pramuka dinilai menjadi salah satu elemen kunci dalam pembentukan karakter Generasi Z dan Alfa yang menghadapi tantangan zaman yang kian dinamis.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, dalam kegiatan Raimuna Cabang 2024 di Bumi Perkemahan Cimandala, Sukaraja, Rabu (18/12).

Ajat, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Majelis Pembimbing Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Bogor, menekankan pentingnya nilai-nilai yang ditanamkan dalam kegiatan Pramuka.

Baca Juga: Pemkab Bogor Pecahkan 3 Rekor MURI pada Hari Pramuka

“Pramuka harus menjadi bagian dari sejarah besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045, dengan memberikan pendidikan karakter berbasis kebersamaan, disiplin, kerja keras, serta menghargai proses,” ujarnya.

Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta dari kalangan Pramuka Penegak dan Pandega ini tidak hanya menjadi ajang latihan, tetapi juga wadah penguatan nilai gotong royong.

Ajat menjelaskan bahwa program seperti Raimuna memberikan peluang kepada anak muda untuk mengasah mental melalui pengalaman langsung yang penuh tantangan.

Baca Juga: Pramuka Tukdana Bahu-Membahu Bersihkan SDN Sukadana dari Ambruk!

“Raimuna ini mengajak peserta menumbuhkan semangat kolaborasi, kesabaran, dan ketekunan dalam menyelesaikan tugas bersama. Di sini mereka belajar menghargai perbedaan, sekaligus membangun persaudaraan yang kuat,” tambah Ajat.

Pandangan ini diperkuat oleh Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Bogor, Agus Ridallah. Ia menyebut bahwa sinergi berbagai pihak dalam menyukseskan Raimuna adalah langkah strategis untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa.

“Keberhasilan Pramuka mendidik anak-anak muda akan berdampak langsung pada kualitas kepemimpinan generasi mendatang,” kata Agus.

Baca Juga: Kreativitas di Hari Pramuka

Salah satu peserta Raimuna, Rani (17), mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang tidak didapatkan di bangku sekolah.

“Saya belajar bagaimana bekerja sama dengan teman-teman dari daerah lain, menyelesaikan masalah secara bersama-sama, dan mendapatkan teman baru dari berbagai latar belakang,” katanya dengan antusias.