catatanfakta.com - Kementerian Agama Indonesia telah menerima kuota haji 221.000 jemaah untuk tahun berikutnya, yaitu 1446 H atau 2025 M.
Acara pengumuman ini dihadiri oleh Menteri Agama Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, serta beberapa pejabat lain dari Indonesia. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh pimpinan delegasi haji dari berbagai negara.
Menurut Gus Men, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berjalan dengan sukses. Ada beberapa indikator kesuksesan, seperti terserapnya hampir semua kuota jemaah yang ada, yaitu sebanyak 213.320 jemaah. Hal ini adalah angka yang terkecil dalam lebih dari 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji.
Baca Juga: Setelah Lontar Jumrah, Jemaah Haji Diminta Istirahat Sebelum Thawaf Ifadhah
Selain itu, pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah. Para jemaah mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, dan bimbingan ibadah.
Gus Men juga mengapresiasi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang mengumumkan kuota lebih awal. Hal ini memungkinkan pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan proses penyelenggaraan haji lebih cepat.
Menurutnya, hal ini juga menunjukkan ketegasan otoritas Saudi dalam menerapkan aturan terkait visa haji dan visa non haji.
Baca Juga: Resmi: Jumlah Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Di Tanah Suci Capai 128 Orang.
Dalam acara tersebut, Menag Yaqut juga mengumumkan bahwa pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini.
Sejumlah catatan akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang. Pemerintah Indonesia juga akan berupaya untuk meningkatkan kuota haji dalam jumlah yang terukur guna menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah.
Namun, masih ada beberapa dinamika di Mina yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Wilayah Mina yang terbatas menjadi perhatian utama dalam hal kenyamanan dan keselamatan jemaah.
Meskipun begitu, Gus Men menegaskan bahwa langkah mitigasi yang dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.
Pemerintah Indonesia menyambut baik penggunaan teknologi Kartu Nusuk yang membedakan antara jemaah haji resmi dan tidak resmi. Para konsul haji pada KUH juga diberikan kemudahan akses Masyair dengan kartu khusus untuk memantau pergerakan dan kondisi jemaah.
Artikel Terkait
Hari Ini! Gelombang Jemaah Haji Indonesia mulai ke Arafah untuk Wukuf
Haji Makin Berkesan, 11,8 Juta Box Katering Tercicip Selama Satu Bulan Pelaksanaan Haji
PPIH Arab Saudi Siapkan 1.169 Tenda untuk Jemaah Haji Indonesia Wukuf di Arafah
PPIH Arab Saudi Telah Merilis Jadwal Lontar Jumrah untuk Jemaah Haji Indonesia
Timnas Haji DPR RI Beraksi: Bentuk Pansus Untuk Evaluasi Ibadah Haji 2024