catatanfakta.com - Pemerintah menyiapkan satu klinik dan lima pos satelit kesehatan di Arafah dan Mina selama penyelenggaraan puncak haji.
Dirjen Layanan Kesehatan Kemenkes RI, Azhar Jaya, mengatakan bahwa KKHI Arafah menyediakan 33 bed yang bisa diperluas menjadi 54 bed dan didukung oleh 52 tenaga kesehatan dengan berbagai spesialisasi.
KKHI Arafah juga dilengkapi dengan ambulans untuk membawa jemaah sakit ke RS terdekat jika diperlukan. KKHI Mina akan mulai beroperasi dari tanggal 9 sampai 13 Zulhijjah 1445 H, dan pos satelit kesehatan juga akan dioperasikan di beberapa maktab.
Baca Juga: Setelah Wukuf di Arafah, Jemaah Haji Indonesia Melewati Malam dengan Istirahat di Muzdalifah
Jumlah pasien yang dirawat di KKHI Arafah sampai pagi hari Sabtu, 15 Juni 2024, adalah 59 orang, dengan lima orang yang dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Sayangnya, tiga orang jemaah telah meninggal dunia karena penyakit jantung. Mayoritas pasien yang dirawat terkena dehidrasi dan prestroke, yang dapat menyebabkan masalah irama jantung, terutama bagi jemaah yang memiliki riwayat jantung.
Azhar mengimbau setiap jemaah untuk menjaga kondisi kesehatan mereka selama ibadah haji, dengan mengingatkan untuk minum air yang cukup, tidak lama-lama beraktivitas di luar, menggunakan pelindung payung, dan semprotkan air ke wajah.
Baca Juga: PPIH Arab Saudi Telah Merilis Jadwal Lontar Jumrah untuk Jemaah Haji Indonesia
Selain itu, alur rujukan juga dibangun, dimulai dari KKHI, kemudian East Arafat Hospital, Jabal al Rahma Hospital, dan selanjutnya ke RS di Mina jika diperlukan.
Artikel Terkait
Persiapan Puncak Haji: 15 Kali Makan, 1.169 Tenda, dan 287 Petugas Kesehatan
Rekor Baru, Kurang dari 0,1%, Kuota Haji Indonesia 2024 Terpakai secara Maksimal
Menghindari Travel Haji Ilegal? Ikuti Tips Unik Ini dari Asphurindo
Hari Ini! Gelombang Jemaah Haji Indonesia mulai ke Arafah untuk Wukuf
Haji Makin Berkesan, 11,8 Juta Box Katering Tercicip Selama Satu Bulan Pelaksanaan Haji