catatanfakta.com - Pemerintah Arab Saudi terus memperketat pemeriksaan terhadap jemaah, khususnya untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non-haji.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan keberlangsungan ibadah haji yang aman dan tertib.
Untuk itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meminta kepada seluruh jemaah haji untuk selalu membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci, seperti kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.
Baca Juga: Demi Wukuf yang Nyaman, Lebih dari Seribu Pasukan Haji Dikerahkan di Tanah Suci
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga mewajibkan seluruh jemaah haji untuk memiliki smart card. Program ini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.
Jika ada jemaah yang tidak memiliki smart card, maka ia dilarang masuk ke Armuzna, tempat di mana terdapat Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi sudah menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar aturan ini.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengingatkan bahwa selain harus membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah juga harus menyimpan smart card tersebut dengan baik dan pastikan selalu tersimpan di tempat yang aman. Segera laporkan ke petugas sektor jika smart card Anda hilang untuk segera dilakukan penggantian.
Baca Juga: Muzdalifah Makin Padat? Alternatif Skema Murur untuk Keamanan dan Kenyamanan Haji ...
Menjelang puncak haji, PPIH melakukan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah. Persiapan melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH), dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel jemaah yang menginap.
PPIH mengalokasikan 300 kuota bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah. Kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan menemani jemaah yang disafariwukufkan.
Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia non-mandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan memberikan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi. Jemaah lansia di hotel transit akan dibawa dengan 10 bus menuju Arafah.
Baca Juga: Metaverse Tidak Sah - Muhammadiyah Menyambut Transformasi Haji Terbaru
Dalam menjalankan ibadah haji, PPIH terus mengingatkan jemaah agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan, dan melakukan konsultasi kepada dokter kloter dan klinik sektor bila mengalami keluhan kesehatan.
Selain itu, PPIH juga mengingatkan agar jemaah muda dan sehat dapat membantu jemaah lain khususnya jemaah lansia yang membutuhkan bantuan selama di tanah suci.
Artikel Terkait
Baznas Hadirkan Bantuan 100 Kursi Roda untuk Menjamin Kenyamanan Jemaah Haji di Arab Saudi
Gagal Berhaji Akibat Visa Tidak Sah, Puluhan Jamaah Haji Indonesia Tertangkap di Arab Saudi
Bebas dan Kembali ke Tanah Air, 34 Jemaah Haji Non-Visa Diamankan oleh Pemerintah Arab Saudi
Hari ke-23: 162.961 Jemaah Haji Indonesia Berbondong-bondong Hadir di Tanah Suci
Persiapan Armuzna Mendekati Puncak Haji, Jamaah Indonesia Diminta Jaga Kesehatan dan Fisik