Catatanfakta.com - Salah satunya adalah peristiwa kecelakaan di Gerbang Tol Halim pada beberapa waktu yang lalu yang menarik perhatian banyak orang.
Akibat kecelakaan ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan sebuah pernyataan yang kontroversial.
Ia menyebutkan calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, sama seperti sopir truk yang terlibat kecelakaan tersebut.
Baca Juga: Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Membantu Pembayaran Biaya Rumah Sakit Ibu Tyas Mirasih
Namun, dalam wawancara terbaru, Hasto mempertegas bahwa ia tidak pernah mengibaratkan seperti itu.
Ia menyebutkan bahwa ia hanya memberikan contoh ketika menyampaikan pembicaraan, kebetulan ada persoalan sangat serius ketika di dekat pintu Gerbang Tol Halim ada sopir truk yang usianya baru 17 tahun belum punya SIM dan kemudian mengalami dua krisis.
Dua krisis ini, menurut Hasto, adalah ketika sang sopir melarikan diri usai menyenggol kendaraan lain dan juga karena ia belum cukup umur untuk mengatasi masalah seperti itu.
Baca Juga: Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Bantu Biaya Pengobatan Ibunda Tyas Mirasih
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa capres atau cawapres yang mencalonkan diri harus memiliki tingkat kematangan yang tinggi dan itu dapat diukur dari usia 40 tahun.
Hasto melihat kasus ini sebagai pelajaran berharga bahwa kedewasaan sangat diperlukan dalam mengatasi konflik.
Surat izin mengemudi (SIM) hanya bisa diberikan setelah melalui ujian-ujian yang memastikan kemampuan sang sopir.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Bungkam Tentang Komentar Gibran Rakabuming Mengenai Gugatan MK
Begitu juga dengan halnya pemimpin negara, harus melewati beberapa tahap uji kelayakan dan harus memiliki kedewasaan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang kompleks.
Ia mengingatkan bahwa persoalan nasional juga besar dampaknya apabila dipimpin oleh orang yang belum cukup dewasa.
Artikel Terkait
Taemin SHINee Resmi Bergabung dengan Big Planet Made
Samsung Resmi Luncurkan Galaxy A15 4G dan A15 5G dengan Kamera 50 MP