Catatanfakta.Com- Trinil, sebuah desa kecil di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menjadi pusat perhatian setelah Kisah Drama mengenai Radio di era 80-an kembali mencuat.
Sebuah inisiatif unik telah memulai perjalanan melalui waktu untuk menghidupkan kembali nuansa nostalgia melalui "Trinil"
Kisah ini bermula dari kecintaan warga Trinil terhadap Radio drama yang begitu populer pada masa lalu.
Baca Juga: Hanung Bramantyo Ungkap Keunikan Trinil: Kembalikan Tubuhku Perbedaan dari Film Horor Lain
Dengan semangat kebersamaan, komunitas desa bersatu untuk membawa kembali kegemilangan masa lalu dan mempersembahkan kisah-kisah indah dari dekade 80-an.
Para tokoh desa bersama-sama merencanakan proyek ini dengan penuh antusiasme.
Mereka merancang skenario orisinal yang menggugah kenangan dan emosi, menciptakan nuansa era 80-an yang begitu kental.
Baca Juga: Trinil: Kembalikan Tubuhku - Teror Hantu Tanpa Kepala Menghantui Layar Bioskop
Proses produksi pun dilakukan dengan sangat hati-hati, mulai dari pemilihan suara, musik latar, hingga sound effect, semuanya dirancang untuk mengembalikan pengalaman mendengarkan Radio drama pada masa kejayaannya.
Masyarakat Trinil secara sukarela berpartisipasi dalam proyek ini, menjadi pengisi suara, menyumbangkan ide, dan bahkan merancang kostum sesuai dengan karakter di era 80-an.
Para warga desa muda dan tua bersatu padu dalam upaya membangkitkan semangat kreatifitas dan nostalgia.
Baca Juga: Mengintip Kengerian Film Horor 'Trinil': Sutradara Hanung Bramantyo Sabet Perhatian Warganet!
Sejak proyek ini diumumkan, berita tentang "Trinil: Kembalikan Tubuhku" menyebar dengan cepat di media sosial.
Video teaser dan cuplikan audio drama radio viral di berbagai platform, memicu gelombang rasa penasaran dan antusiasme dari netizen yang merindukan era keemasan Radio drama.
Artikel Terkait
Wulan Guritno: Zikir dan Adab Menjadi Rahasia Keselamatan di Lokasi Syuting Film Horor Trinil
Trinil: Hanung Bramantyo Guncang Dunia Horor dengan Cerita Seram Berlatar Sejarah dan Politik 1970-an