Namun, meskipun popularitasnya kembali memuncak, ada catatan bahwa banyaknya pengunjung di pagi hari sering membuat stok kue-kue cepat habis.
Pengunjung yang datang di waktu sore mungkin harus puas dengan kue-kue yang tersisa dalam kemasan sederhana.
Kisah menarik terungkap saat pengunjung membandingkan tokonya dengan Wajik Week yang ada dalam novel Gadis Kretek.
Baca Juga: Kota Bandung Berkilau di Puncak Caringin Tilu, Tempat Wisata dan Surga Kuliner Malam
Ternyata, seberang toko Nyonya Pang kini sudah tidak lagi menjadi tempat berdirinya Wajik Week, melainkan telah digantikan oleh gerai Mixue.
Kemudian, kecintaan yang mendalam terhadap jajanan dari Nyonya Pang membuat satu kunjungan dalam sehari tidak cukup bagi sebagian penggemar kue tradisional ini.
Pada sore hari, meski toko tampak sepi, pengunjung tetap memburu stok cemilan malam untuk memuaskan kerinduan akan kelezatan kue-kue dari tokonya.
Baca Juga: Museum Kretek di Kudus Jadi Magnet Wisatawan: Ditelusuri karena Pesona Film Gadis Kretek
Kesuksesan toko Nyonya Pang yang tetap bertahan dan terus menarik minat pelanggan, terlepas dari waktu dan perubahan zaman, semakin menegaskan reputasinya sebagai ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu.
Artikel Terkait
Gadis Kretek: Mencari Sosok Jeng Yah Asli di Balik Film Fenomenal
Jeng Yah dari Serial Gadis Kretek Dalam Kehidupan Nyata
Gadis Kretek: Serial Sensasi yang Meroket Hingga 'Merokok' di Puncak Pencarian Google 2023!
Mengupas Gadis Kretek: 6 Perbedaan Mengejutkan Antara Serial Netflix dan Novelnya yang Memikat