Catatanfakta.com- Gadis Kretek tidak hanya mencuri perhatian melalui jalan ceritanya tetapi juga melalui pesona kebaya tradisional yaitu kebaya Janggan yang digunakan oleh Jeng Yah.
Gadis Kretek Salah satu karakter yang mencuri perhatian adalah Dasiyah, atau yang akrab disapa Jeng Yah tampil memukau dengan kebaya hitam berkerah tinggi dan bros besar yang disebut kebaya Janggan.
Kebaya yang dipakai Jeng Yah di Gadis Kretek ini bukanlah kebaya biasa, melainkan kebaya janggan, suatu jenis kebaya tradisional Indonesia yang mungkin belum begitu familiar bagi banyak orang.
Baca Juga: Jeng Yah, Gadis Kretek yang Menyimpan Keanggunan Tradisi Jawa Tengah
Nama janggan berasal dari kata "jangga," yang berarti leher, menggambarkan keindahan dan kesucian perempuan Jawa, terutama mereka yang berasal dari keraton.
Kebaya janggan ditandai dengan kerah tinggi ala cheongsam dan surjan, busana adat pria Jawa, yang melingkupi area leher.
\Dengan kancing yang menyamping miring, lengan panjang, dan bentuk ramping, kebaya janggan terbuat dari kain bermotif bunga berwarna hitam.
Baca Juga: Museum Kretek di Kudus Jadi Magnet Wisatawan: Ditelusuri karena Pesona Film Gadis Kretek
Warna hitam melambangkan ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman, sementara motif kembang batu menambah keanggunan.
Menariknya, bahan kain brokat tidak digunakan untuk kebaya janggan, sesuai dengan tradisi.
Menurut informasi dari Kraton Jogja, kebaya ini merupakan pakaian abdi dalem perempuan di Kraton Yogyakarta atau yang dikenal sebagai estri punakawan.
Baca Juga: Pemain Gadis Kretek, Pemeran Kunci dengan Banyak Filmografi
Kebaya ini tidak membedakan pangkat atau tugas khusus, sehingga semua abdi dalem dapat mengenakannya.
Artikel Terkait
Para Pemain Film Horor 'Munkar' yang Siap Membuat Penonton Bergidik dengan Adegan Menegangkan
Aktor Chicco Kurniawan Terjun ke Dunia Investasi Berkat Peran dalam Film 13 Bom di Jakarta