Namun, ada juga pandangan yang lebih relaks, menunjukkan kepintaran dalam menghadapi situasi Gibran. "Jika PDIP bijak, maka mungkin Gibran tidak perlu dipecat.
Anggap saja bahwa Gibran, kader terbaik mereka, sedang dipinjam oleh koalisi lawan untuk menjadi pasangan capres yang kurang populer atau kurang memiliki daya tarik elektoral.
Oleh karena itu, perlu dibantu oleh kader PDIP. Mengingat calon presiden itu sadar bahwa pendukungnya dari tahun 2019 telah berkurang," ujar salah satu pengguna akun.
Dalam situasi yang membingungkan ini, banyak yang bertanya apakah PDIP akan mempertahankan konsistensi dalam tindakan mereka.
"PDIP tentu harus menjaga konsistensi di mata publik; belum lama Budiman Sujatmiko dipecat. Apakah ini juga akan berlaku bagi Gibran?" demikian pandangan lainnya.
Terdapat pula pandangan positif mengenai situasi ini. "Kehadiran Gibran sebagai cawapres sebenarnya menguntungkan PDIP.
Baca Juga: Koalisi Indonesia Maju (KIM) Mengantarkan Prabowo-Gibran ke KPU RI untuk Pemilu 2024
Dia ada di dua kaki. Sebenarnya, mungkin tak perlu mengusirnya; siapapun yang menjadi presiden nantinya, Gibran tetap memiliki pengaruh. Mastermind," tulis salah satu netizen.
Meskipun banyak spekulasi dan pertanyaan yang timbul, sepertinya Gibran saat ini tidak akan mengundurkan diri atau dipecat oleh PDIP.
Dengan demikian, kita hanya bisa menunggu perkembangan berikutnya dan melihat bagaimana hal ini akan memengaruhi politik Indonesia.
Apakah Jokowi dan Mega bermain dengan dua kartu? Jawabannya hanya bisa ditemukan seiring berjalannya waktu.
Artikel Terkait
Enam Ciri Budaya Menurut Koentjaraningrat yang Terwujud dalam Kehidupan Sehari-hari
Enam Unik Karakteristik Budaya Manusia Menurut Perspektif Koentjaraningrat
Perspektif Sosiologi: Struktural Fungsional, Konflik, dan Simbolik Interaksionisme