Rijal Ahmad Rangkuty, Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an dan Alhadits, berharap hasil survei ini menjadi landasan untuk meningkatkan program literasi dan pembelajaran Al-Qur'an.
Baca Juga: Mengubah Masa Depan Literasi: Kemendikbudristek dan Program 'Merdeka Belajar
Ia menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari melalui beragam tafsir dari ulama yang berkompeten.
Hasil survei ini juga membongkar fakta menarik. Sebanyak 11,3% responden mengaku tidak memiliki Mushaf Al-Qur'an di rumahnya.
Namun, peran Penyuluh Agama berdampak signifikan pada skor literasi Al-Qur’an bagi masyarakat yang mengikuti Program Penyuluhan Literasi Al-Qur’an.
Selain itu, 22,2% responden mengungkapkan bahwa tidak ada majelis pembelajaran BTQ di tempat tinggal mereka, dan sebesar 59,36% responden tidak pernah mengikuti majelis pembelajaran BTQ di lingkungan mereka.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Tak Terima Pembakaran Al-Quran oleh Seorang Politikus Swedia!
Hasil survei ini memberikan gambaran tentang pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan literasi Al-Qur'an di Indonesia, dengan peran semua pihak, mulai dari individu, lembaga, hingga pemerintah daerah.
Dengan upaya bersama ini, diharapkan literasi Al-Qur'an di Indonesia akan terus meningkat dalam tahun-tahun mendatang.
Artikel Terkait
Dosen UIN Lampung Terlibat Kontroversi: Kejadian dengan Mahasiswi Sementara Istrinya Tetap Setia di Bengkulu
Skandal Oknum Dosen UIN Raden Intan Lampung Terbongkar - Mahasiswi Digerebek Warga
"Unnes Mengajak Mahasiswa untuk Melakukan Konseling Ketika Merasa Tertekan"
Pakar Psikologi Membahas Surat Permintaan Mahasiswa Unnes yang Menghebohkan Dunia Maya
Oknum Kepala SMP Swasta di Kabupaten Sukabumi Ditahan karena Dugaan Penyelewengan Dana BOS dan PIP