Indonesia, Budaya Toleransi, dan Demokrasi

photo author
- Selasa, 12 September 2023 | 10:00 WIB
Ilustrasi Photo: Menteri Agama Gus Yaqut alias Yaqut Cholil Qoumas memberikan sambutan pembukaan dalam Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 di Hotel Borobudur Jakarta (Instagram/@gusyaqut)
Ilustrasi Photo: Menteri Agama Gus Yaqut alias Yaqut Cholil Qoumas memberikan sambutan pembukaan dalam Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 di Hotel Borobudur Jakarta (Instagram/@gusyaqut)

Budaya toleransi menjadi kunci dalam mengelola perbedaan dan menciptakan keselarasan di tengah masyarakat yang beragam.

Baca Juga: Menggali Makna Hak Asasi dalam UUD 1945: Kebebasan Memeluk Agama dan Beribadah

Bagi Indonesia, memperkuat budaya toleransi adalah hal yang sejalan dengan upaya melestarikan demokrasi dan menjamin hak asasi manusia.

Pentingnya budaya toleransi ini menjadi semakin relevan dalam konteks global yang terus berubah.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan keragaman agama, suku, dan budaya yang kaya, harus terus mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan untuk memastikan bahwa demokrasi tetap kuat dan hak asasi manusia tetap terlindungi.

Baca Juga: Membangun Martabat Pendidikan Melalui Integrasi HAM dalam Pelatihan Guru

Dalam Jakarta Plurilateral Dialogue 2023, langkah-langkah konkret dan kolaborasi antarberagam pihak diharapkan akan membantu memperkuat budaya toleransi di Indonesia dan membawa manfaat bagi masyarakat yang lebih besar.

Toleransi bukan hanya cerminan dari kebanggaan nasional, tetapi juga pondasi penting dalam menjaga demokrasi yang sehat dan inklusif di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X