7. AI-Generated Art Director
Industri kreatif kini memasuki babak baru. Profesi AI art director bertugas menggabungkan kemampuan kreatif manusia dengan kecanggihan AI untuk menciptakan karya visual, musik, atau film. Contoh nyatanya adalah kolaborasi Hollywood dengan AI dalam pembuatan visual effect dan storyboarding.
Baca Juga: Prabowo Copot Budi Arie dari Kursi Menteri Koperasi, Ada Apa di Baliknya?
8. Robot Supervisor
Seiring berkembangnya robotika berbasis AI di sektor logistik, medis, dan pertanian, dibutuhkan pengawas manusia untuk mengontrol sistem. Robot supervisor bertanggung jawab mengawasi operasi, mengidentifikasi error, serta mengoptimalkan kinerja mesin.
9. Conversational Designer
Chatbot dan virtual assistant semakin canggih. Di balik itu, ada profesi conversational designer yang merancang alur percakapan agar interaksi AI terasa natural, ramah, dan efektif. Profesi ini menggabungkan psikologi komunikasi dengan teknologi natural language processing (NLP).
10. AI Cybersecurity Specialist
Ancaman kejahatan siber kian meningkat dengan hadirnya AI. Dibutuhkan pakar keamanan siber berbasis AI untuk mendeteksi, mencegah, dan merespons serangan. Gartner memperkirakan 60% organisasi akan mengandalkan AI-driven security pada 2026.
Studi Kasus Nyata: Tren Pekerjaan AI di Indonesia
Menurut laporan LinkedIn Jobs on the Rise 2025, profesi terkait AI masuk dalam 5 besar tren pekerjaan paling dicari di Indonesia.
Perusahaan rintisan (startup) teknologi, e-commerce, hingga perbankan mulai membuka lowongan untuk AI Engineer, Data Scientist, dan Prompt Specialist.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahkan meluncurkan program pelatihan 100.000 talenta digital yang menekankan keahlian AI dan machine learning.
Hal ini menegaskan bahwa pasar kerja di Indonesia siap menyambut gelombang profesi baru akibat perkembangan AI.
AI bukan sekadar ancaman bagi pekerjaan lama, melainkan juga mesin pencipta lapangan kerja baru.
Sepuluh profesi di atas membuktikan bahwa manusia tetap punya peran sentral dalam mengarahkan, mengawasi, dan menyelaraskan teknologi dengan nilai kemanusiaan.
Bagi generasi muda, peluang ini harus ditangkap sejak dini dengan meningkatkan literasi digital, keterampilan analisis data, serta pemahaman etika teknologi. Dunia kerja sedang berubah, dan mereka yang siap beradaptasi akan menjadi pemenang di era AI.