teknologi

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Gigitan Nyamuk Wolbachia dan Bekas Luka yang Ditinggalkannya

Rabu, 22 November 2023 | 16:16 WIB

Catatanfakta.com -- Nyamuk diketahui sangat mengganggu dan mengancam masyarakat karena dapat membawa berbagai penyakit yang dapat membahayakan manusia dan hewan. Itu sebabnya para peneliti berupaya mencari cara untuk menghilangkan penularan penyakit tersebut. Salah satu cara yang peneliti lihat adalah integrasi bakteri Wolbachia ke dalam populasi nyamuk, karena bakteri ini akan menghambat kemampuan nyamuk untuk menyebarkan penyakit seperti demam berdarah.

Tapi mari kita jawab pertanyaan paling umum yang dimiliki orang-orang: apakah gigitan nyamuk Wolbachia meninggalkan bekas luka, dan jika ya, apakah lebih buruk dari gigitan nyamuk pada umumnya?

Menurut Riris Andono Ahmad, peneliti dari Pusat Pengobatan Tropis UGM, tidak ada perbedaan antara nyamuk yang memiliki bakteri Wolbachia dan yang tidak memiliki bakteri Wolbachia. Dengan demikian, timbulnya bekas luka akibat gigitan Wolbachia sama dengan akibat gigitan nyamuk biasa. Selain itu, rasa gatal yang disebabkan oleh Aedes aegypti pembawa Wolbachia sama dengan nyamuk lainnya; Namun nyamuk yang membawa bakteri khusus ini tidak akan menularkan demam berdarah saat menggigit manusia.

Baca Juga: Tips Menyimpan Alpukat yang Benar: Jangan di Beras, Simpan di Tempat Ini

Selain itu, kekhawatiran mengenai perpindahan bakteri Wolbachia ke serangga, hewan, atau manusia lain tidak berdasar. Bakteri Wolbachia hanya bisa tinggal di sel serangga; begitu ia meninggalkan sel, bakteri itu pasti akan mati. Jadi, bakteri Wolbachia tidak bisa menular ke makhluk hidup lain, misalnya manusia. Penting juga untuk dicatat bahwa meskipun bakteri Wolbachia dapat ditemukan di kelenjar ludah nyamuk, namun bakteri tersebut tidak dapat menular ke manusia karena tidak dapat keluar dari sel nyamuk.

Adi Utarini dari Pusat Pengobatan Tropis UGM juga mengatakan, efek gigitan nyamuk Wolbachia berbeda-beda pada setiap orang, sama seperti gigitan nyamuk pada umumnya. Oleh karena itu, beberapa orang mungkin mengalami bekas luka dan benjolan, sementara yang lain mungkin tidak menunjukkan reaksi terhadap gigitan tersebut. Selain itu, nyamuk Aedes aegypti yang membawa Wolbachia memiliki resistensi insektisida yang sama dengan nyamuk liar.

Penting untuk dicatat bahwa bakteri Wolbachia tidak menyebabkan Japanese Encephalitis (JE) atau penyakit kaki gajah yang berhubungan dengan filariasis limfatik. Menurut Adi Utarini, jenis Wolbachia penyebab filariasis limfatik berbeda dengan jenis Wolbachia yang ditemukan pada nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh mengasosiasikan keduanya. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa bakteri Wolbachia sangat beragam, dengan ribuan spesies.

Kesimpulannya, gigitan nyamuk ber-Wolbachia tidak meninggalkan bekas luka yang lebih parah dibandingkan gigitan nyamuk pada umumnya. Jika Anda mengalami gigitan nyamuk, Anda bisa mengoleskan krim atau salep untuk mengurangi rasa gatal dan menghindari garukan yang dapat memperparah luka. Ingatlah untuk tetap waspada terhadap nyamuk dan terus mendapat informasi tentang penemuan baru mengenai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Tags

Terkini