Catatanfakta.com - Dalam dunia politik yang kompleks dan terus berkembang, pemahaman terhadap budaya politik menjadi krusial untuk menganalisis perilaku dan partisipasi warga negara dalam proses demokrasi.
Dua ilmuwan politik terkemuka, Gabriel Almond dan Sidney Verba, memperkenalkan teori budaya politik yang masih relevan hingga saat ini.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan pandangan Almond dan Powell tentang budaya politik dan bagaimana teori ini dapat membantu kita memahami bagaimana warga negara berinteraksi dengan sistem politik mereka.
Baca Juga: Di akhir Jabatan, Jokowi Anggarkan Rp. 660,8 Triliun untuk Sektor Pendidikan Indonesia 2024
**Pendekatan Budaya Politik**
Gabriel Almond dan Sidney Verba memperkenalkan konsep budaya politik dalam buku terkenal mereka yang berjudul "The Civic Culture" pada tahun 1963.
Mereka mengartikan budaya politik sebagai kumpulan nilai, keyakinan, norma, dan sikap yang memengaruhi cara individu berpartisipasi dalam sistem politik.
Baca Juga: Melihat Kesenjangan Digital di Dunia Pendidikan Indonesia
Mereka mengidentifikasi tiga tipe budaya politik utama yang memengaruhi partisipasi warga negara, yaitu parokial, subjek, dan partisipan.
1. **Budaya Politik Parokial**: Pada tingkat ini, warga negara memiliki keterlibatan politik yang sangat rendah.
Mereka cenderung tidak tertarik atau terlibat dalam urusan politik nasional atau internasional.
Ketergantungan pada elit politik untuk mengambil keputusan umumnya tinggi dalam budaya politik parokial.