catatanfakta.com - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menegaskan bahwa pengelolaan wakaf di Indonesia harus diperkuat dan diarahkan pada program produktif yang mampu menopang pendidikan, riset, serta layanan sosial. Ia menyampaikan hal itu pada penutupan Public Expose Annual Report dan Outlook Zakat Wakaf 2025 di Jakarta.
Romo Syafii menilai potensi wakaf di Indonesia sangat besar mengingat mayoritas penduduk beragama Islam. “Kalau kita mau jujur, melalui kajian potensi zakat dan wakaf umat Islam, Indonesia yang penduduknya 87 persen muslim pasti punya potensi sangat besar,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa peran zakat dan wakaf sebagai pilar pembiayaan umat kini tergeser oleh lembaga keuangan lain. “Zakat dan wakaf itu pilar penting sejak masa Rasulullah. Kalau hari ini perannya digantikan lembaga lain, menurut saya itu karena kita kurang berhati-hati,” kata Wamenag.
Baca Juga: Bupati dan Wakil Bupati Bogor Kompak Tunaikan Zakat Lewat Baznas
Menurutnya, kurang optimalnya manfaat zakat dan wakaf bukan disebabkan umat enggan berzakat, melainkan manajemen pengelolaan yang belum maksimal. “Pengelolaannya belum direncanakan dengan baik sehingga manfaatnya belum bisa dimaksimalkan. Saya berharap ada kesadaran baru, khususnya di Kementerian Agama, untuk mengelola zakat dan wakaf secara lebih baik,” tuturnya.
Ia juga mencontohkan pengelolaan wakaf di Turki yang dinilainya sangat maju dan efektif. “Turki itu luar biasa. Wakafnya hari ini sudah menunjang madrasah, universitas, bahkan ada rumah sakit wakaf,” ujar Romo Syafii.
Lebih jauh, ia menyebut wakaf produktif bisa menjadi poros ekonomi umat dan menopang pembiayaan riset nasional. “Kalau wakaf ini bisa dimaksimalkan, mungkin kita bisa tantangin saja. Kita siap membangun tenaga riset lewat pembiayaan wakaf. Kalau bisa menghasilkan cukup besar, ini akan menarik untuk para ekspert yang ada di sini,” pungkasnya.