informasi

Gagal Bangun Pabrik di Meksiko, BYD Terjepit Tekanan Politik AS dan Regulasi Lokal

Jumat, 11 Juli 2025 | 12:31 WIB
Logo BYD.

 


Catatanfakta.com - Rencana ambisius BYD, raksasa mobil listrik asal China, untuk mendirikan pabrik barunya di Meksiko resmi kandas. Proposal senilai miliaran dolar AS itu ditolak oleh pemerintah Meksiko dengan alasan yang tidak hanya bersifat ekonomi, tapi juga menyangkut tekanan geopolitik dan kekhawatiran domestik.

Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Nikkei Asia, yang menyebutkan bahwa proyek pembangunan pabrik tersebut awalnya akan meniru skema investasi besar seperti di Brasil, dengan nilai sekitar US$1 miliar. Lokasi pabrik pun sempat mengerucut ke tiga titik, termasuk kawasan utara yang berdekatan langsung dengan perbatasan Amerika Serikat—wilayah yang strategis namun juga politis.

Namun, semua rencana itu sirna setelah otoritas Meksiko menyatakan tidak akan menyediakan lahan publik maupun insentif pajak dan subsidi untuk proyek tersebut. Keputusan ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran hubungan dagang antara Meksiko dan Amerika Serikat.

Menteri-menteri ekonomi Meksiko dilaporkan mengambil langkah hati-hati dalam menerima investasi besar dari perusahaan China. Terlebih, Presiden Meksiko yang baru, Claudia Sheinbaum, menegaskan bahwa pemerintahannya memprioritaskan keberlangsungan perjanjian dagang trilateral US-Mexico-Canada Agreement (USMCA).

Baca Juga: Melly Mike Siap Guncang Riau, Aura Farming dan 'Young Black and Rich' Hidupkan Pacu Jalur 2025

“Kami tidak ingin memberi sinyal bahwa kami berpihak pada salah satu pihak di tengah hubungan yang sensitif ini,” ujar seorang pejabat Meksiko yang enggan disebut namanya kepada Nikkei.

Kekhawatiran ini bukannya tanpa alasan. Donald Trump, yang kembali menduduki kursi kepresidenan AS hingga 2029, telah mempertegas sikap kerasnya terhadap ekspansi industri China. Trump bahkan pernah menuduh China mencoba menyusupkan produk otomotifnya ke pasar AS lewat “pintu belakang” Meksiko.

Padahal, BYD sendiri mengklaim bahwa pabrik yang direncanakan akan menyasar pasar Amerika Latin, bukan AS. Namun dalam dinamika politik yang kian tegang, narasi seperti itu tampaknya sulit dipercaya sepenuhnya oleh Washington.

Di sisi lain, pemerintah China justru disebut ikut menghambat proyek ini. Kementerian Perdagangan China dilaporkan sempat menunda persetujuan atas proyek BYD di Meksiko karena khawatir potensi kebocoran teknologi industri mobil listrik yang strategis.

Baca Juga: Langkah Garuda Menuju 100 Besar Dunia, Ketika Mimpi Mulai Nyata

Sikap ini mencerminkan ketatnya kontrol Beijing terhadap ekspansi industri sensitif, terlebih di tengah tekanan global dan ketegangan dagang.

Meski gagal menanam investasi di Meksiko, BYD tidak lantas mundur dari pasar negara tersebut. Perusahaan ini tetap menunjukkan agresivitasnya. Tahun lalu, penjualan mobil BYD di Meksiko melonjak hampir 100 kali lipat, mencapai sekitar 40 ribu unit—angka yang mulai menyaingi merek-merek besar asal Jepang seperti Honda dan Suzuki.

Bahkan, BYD untuk pertama kalinya mengirim kapal pengangkut mobil secara langsung ke Meksiko, membawa lebih dari 5.000 unit kendaraan ke pelabuhan di negara bagian Sinaloa dan Michoacan. BYD juga aktif memperluas jaringan dealer dan layanan purna jual di negara tersebut, sebagai bagian dari strategi penetrasi pasar yang lebih luas.

Baca Juga: 19 Jam di Atas Awan Cerita Madeline Khaw, Pramugari yang Mengarungi Langit Tanpa Henti

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB