Catatanfakta.com -, Di balik dinding rumah yang tampak tenang, siapa sangka tersimpan luka yang begitu dalam?
Itulah yang coba diangkat film terbaru karya Teddy Soeriaatmadja, Mungkin Kita Perlu Waktu. Tayang mulai 15 Mei 2025 di seluruh bioskop Tanah Air, film ini bukan sekadar sajian drama keluarga, melainkan cermin realitas yang menampar kita secara emosional.
Baca Juga: Garuda Muda Bidik Olimpiade 2028, 10 Pemain Keturunan Siap Perkuat Timnas U-23
Sinopsis Singkat yang Menggugah
Dibintangi oleh aktor-aktris kaliber seperti Lukman Sardi, Sha Ine Febriyanti, Bima Azriel, dan Naura Hakim, film ini mengisahkan keluarga Kasih dan Restu yang tampak sempurna. Mereka memiliki dua anak: Ombak dan Sara. Namun, semuanya berubah ketika kecelakaan tragis merenggut nyawa Sara, si anak sulung.
Dari situlah semuanya mulai retak. Rasa kehilangan yang tak kunjung selesai, komunikasi yang memburuk, dan ego yang tak terkendali mulai menciptakan jurang pemisah antaranggota keluarga. Mereka yang dulu saling menguatkan, kini bahkan tak sanggup saling menatap.
Baca Juga: Razia Pekat di Bogor: 11 Wanita Diduga PSK Online dan Ratusan Botol Miras Diamankan
Bukan Sekadar Cerita, Tapi Realitas yang Terlalu Dekat
Mungkin Kita Perlu Waktu mengangkat isu yang sering kita abaikan: betapa komunikasi adalah fondasi paling rapuh dalam sebuah keluarga jika tidak dijaga dengan tulus.
Film ini menyiratkan bahwa rumah tak selalu menjadi tempat yang aman. Terkadang, justru di sanalah luka terdalam terbentuk. Ego yang dibiarkan tumbuh, kesedihan yang tidak dibicarakan, dan rasa bersalah yang tidak selesai, menjadi hantu di dalam rumah sendiri.
Baca Juga: Roy Suryo Dicecar 24 Pertanyaan soal Ijazah Jokowi, Polda Metro Jaya Ungkap Progres Penyidikan
Penuh Makna, Tanpa Perlu Banyak Kata
Disutradarai dan ditulis oleh Teddy Soeriaatmadja, film ini menyuguhkan narasi yang intim dan lambat—namun justru itu yang membuatnya menyayat. Penonton diajak untuk bernapas bersama para karakter, merasakan keheningan mereka, dan memahami bagaimana kesedihan bisa membuat orang yang tinggal serumah menjadi sangat asing.
Kehadiran tokoh Aleiqa (Tissa Biani) dan psikolog Nana (Asri Welas) memberikan sentuhan baru dalam konflik. Mereka hadir bukan sebagai solusi instan, tetapi sebagai penanda bahwa proses penyembuhan tidak bisa dipaksakan, tapi bisa dimulai.
Baca Juga: Jelang Final Liga Europa, Amorim Tegaskan Tak Diskusi dengan Mourinho
Kenapa Film Ini Layak Ditonton?
-
Relatable: Hampir setiap penonton bisa melihat dirinya atau keluarganya di layar.