Catatanfakta.com - Sebuah kisah mengharukan dan menginspirasi akan segera menghiasi layar bioskop Indonesia film ini bernama Pulang Tak Harus Rumah .
Film "Pulang Tak Harus Rumah" yang disutradarai oleh Rusmin Nuryadin akan memanjakan penonton dengan kisah seorang anak kota berusia 13 tahun, Jeihan, yang harus mengubah hidupnya secara mendalam.
Bercerita tentang perubahan mendalam dalam hidup Jeihan, anak kota yang terbiasa dengan kehidupan modern dan ketergantungan pada gadget, film Pulang Tak Harus Rumah ini memberikan pesan moral penting tentang pendidikan karakter anak-anak.
Baca Juga: Bukan Film Poligami, 'RUMAH MASA DEPAN' Antarkan Penonton Bernostalgia pada Kisah Keluarga
Dalam era di mana kecanduan gadget pada anak-anak semakin merajalela, "Pulang Tak Harus Rumah" menjadi refleksi nyata tentang dampak minimnya interaksi sosial dan kehilangan waktu bermain di kehidupan nyata.
Film ini diilhami oleh kekhawatiran akan maraknya kasus kecanduan gadget pada anak-anak, dan menjadi panggilan untuk lebih memperhatikan interaksi sosial dan kehidupan nyata di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Dengan durasi 79 menit, "Pulang Tak Harus Rumah" menjadi karya anak muda asal Sulawesi Selatan yang mempersembahkan genre drama keluarga yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa (SU).
Menariknya, beberapa Pejabat ternama, termasuk Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Ina Kartika Sari, telah memberikan dukungan terhadap film ini.
Melalui akun Instagram resmi @pulangtakharusrumah, Ina Kartika Sari mengajak masyarakat untuk mendukung karya anak muda Sulawesi Selatan dengan menonton bersama di bioskop.
*"Mari, kita dukung karya anak muda Sulawesi Selatan dengan datang ke Bioskop untuk nonton bareng Film Pulang Tak Harus Rumah,"* ujar Ina Kartika Sari dalam video dukungan tersebut.
Baca Juga: Desa Wisata Setianegara: Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Deukeut, Kabupaten Kuningan!
**Sinopsis Film: Petualangan dan Pembelajaran di Dunia Nyata**
Sinopsis film ini memperlihatkan Jeihan yang dititipkan oleh ibunya, Inara, di kampung halaman sang kakek.