Catatanfakta.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami pelemahan dalam beberapa pekan terakhir, dengan kurs rupiah menembus level Rp 15.900 per dollar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan di balik pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Menurut Sri Mulyani, pelemahan rupiah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kondisi keuangan Amerika Serikat yang tertekan karena defisit anggaran negara yang membengkak.
Baca Juga: Gaji PNS Dalam Skema Baru, Jokowi dan Sri Mulyani Beri Kado Spesial di Bulan November
Defisit fiskal AS mencapai 1,69 triliun dollar AS per September 2023, yang mendorong kebutuhan pembiayaan mereka. Hal ini menyebabkan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, bahkan mencapai 5 persen.
"Apa dampaknya? Fenomena ini menyebabkan maraknya penarikan US Dollar dari seluruh dunia untuk diinvestasikan kembali ke Amerika," kata Sri Mulyani. "Sehingga, index US Dollar menguat, sementara mata uang lain melemah."
Selain itu, kondisi perekonomian global yang masih dibayangi ketidakpastian juga berpengaruh.
Baca Juga: Eks Menteri Pertanian Terlibat dalam Skandal Pemerasan Miliaran Rupiah: Informasi Terbaru dari KPK!
Pelemahan ekonomi yang dialami China dan berbagai sentimen di Uni Eropa membuat ketidakpastian meningkat, berdampak pada selera investasi pasar.
Namun, Sri Mulyani mengklaim bahwa pemerintah Indonesia dapat meminimalisir dampak dari pelemahan rupiah melalui instrumen belanja dalam APBN. "APBN bekerja luar biasa keras sebagai shock absorber," ucapnya.
Baca Juga: Pengumuman Kenaikan Gaji PNS oleh Menkeu Sri Mulyani
Sri Mulyani juga mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan anggaran belanja yang berorientasi pada perlindungan masyarakat.