Catatanfakta.com - Dalam upaya mengatasi maraknya informasi palsu pada pemilihan umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) merasa optimis dengan adanya kerjasama strategis bersama Google Indonesia, yang akan menerapkan program-program inovatif.
Salah satu Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty, menyatakan kepuasannya terhadap kolaborasi ini, dan ia menekankan bahwa program-program inovatif tersebut akan memusatkan perhatian pada isu-isu yang paling relevan bagi Bawaslu.
"Dari strategi yang telah dirancang, pendekatan yang diambil oleh Google nampaknya sangat cocok untuk menyuarakan isu-isu yang terkait dengan pemilihan umum," komentar Lolly Suhenty secara daring saat berlangsungnya pertemuan dengan perwakilan dari Google Indonesia pada Jumat (11/7/2023).
Baca Juga: Bawaslu RI Mendorong Kepala Desa untuk Jaga Netralitas di Pemilu 2024
Lolly juga menambahkan bahwa hampir semua konten yang dihasilkan oleh Bawaslu memiliki fokus pada tiga isu utama, seperti pencegahan politik uang, menjaga netralitas aparatur sipil negara (ASN), dan menghindari politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Ia berharap Google Indonesia dapat secara kreatif mengolah dan menyampaikan isu-isu ini.
"Kami ingin isu-isu ini diberikan perhatian khusus karena tiga isu ini selalu menjadi perbincangan hangat di setiap pemilihan umum. Kami percaya bahwa tim Google memiliki kemampuan untuk mengemasnya dengan cara yang inovatif," ujar Lolly dengan harapan.
Baca Juga: Begini Kesepakatan Kerjasama Bawaslu dengan Komnas Ham untuk Pemenuhan Politik Kelompok Rentan
Ravina Gobindram, Manajer Pemasaran Produk Google Indonesia, menjelaskan tujuan di balik program ini, yaitu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka dapat dengan bijak memilah informasi palsu terkait pemilihan umum.
Karena itulah, Google Indonesia telah meluncurkan serangkaian kampanye untuk melawan penyebaran informasi palsu menjelang pemilihan umum. Salah satunya adalah melalui kuis 'Pemeriksaan Ulang Sebelum Meneruskan'.
"Kami ingin menyajikan sesuatu yang tidak kaku, dengan sentuhan humor, tetapi tetap memberikan peringatan tentang bahaya informasi yang salah," jelas Ravina.
Baca Juga: Bawaslu Libatkan Generasi Muda Untuk Gerakan Anti Politik Uang
Lolly menambahkan bahwa dalam memilih individu untuk mengisi program-program seperti kuis 'Pemeriksaan Ulang Sebelum Meneruskan', sangat penting untuk memastikan bahwa individu tersebut tidak memiliki afiliasi politik tertentu.
"Menurut pandangan saya, individu yang terlibat seharusnya tidak memihak kepada calon tertentu dalam pemilihan umum," harap Lolly.
Artikel Terkait
Segera Daftar! BAWASLU Buka lowongan Pengawas Kelurahan/Desa (PKD). Ini Syaratnya dan Pendaftarannya
Terungkap! Serangan Fajar Meluas ke Penyelenggara Pemilu: Ketua Bawaslu Bersuara
Bawaslu Libatkan Generasi Muda Untuk Gerakan Anti Politik Uang
Begini Kesepakatan Kerjasama Bawaslu dengan Komnas Ham untuk Pemenuhan Politik Kelompok Rentan
Bawaslu RI Mendorong Kepala Desa untuk Jaga Netralitas di Pemilu 2024