Stafsus Menag: Pertahanan Bangsa di Era Digital Ada di Literasi Masyarakat

photo author
- Senin, 10 November 2025 | 17:05 WIB
Stafsus Menag Dr Ismail Cawidu (Ali Arifin Muhlis)
Stafsus Menag Dr Ismail Cawidu (Ali Arifin Muhlis)

catatanfakta.com – Staf Khusus Menteri Agama, Ismail Cawidu, mengingatkan ancaman serius dari rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia yang semakin membuka celah bagi hoaks dan manipulasi informasi. Menurutnya, di tengah kebebasan arus informasi, tantangan terbesar justru datang dari lemahnya kemampuan masyarakat dalam menyaring kebenaran.

“Semua informasi bisa masuk ke ruang digital kita. Pemerintah baru akan memblokir jika kontennya bertentangan dengan undang-undang. Artinya, kebebasan dijunjung tinggi, tapi tantangannya besar sekali bagi masyarakat,” ujar Ismail saat menghadiri acara Media Gathering Publikasi Media “Transformasi Layanan Menuju SDM Hindu yang Unggul” di Lombok, Senin (9/11/2025).

Ismail menyebut, indeks literasi digital Indonesia saat ini baru mencapai angka 3,5 dari skala 5. Angka itu menunjukkan masyarakat belum cukup cakap dalam menggunakan ruang digital secara bijak. “Masih banyak ujaran kebencian dan cacimaki di dunia maya. Itu bukti bahwa masyarakat belum cukup cakap dalam menyaring informasi,” ungkapnya.

Baca Juga: Literasi Digital 2025: Cara Ampuh Bedakan Fakta vs Hoaks di Media Sosial

Ia juga menyoroti fenomena maraknya video manipulatif yang dibuat dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Banyak di antaranya memotong, mengubah, atau bahkan memalsukan suara tokoh publik. “Sekarang banyak video yang diklipper, disambung, bahkan diberi suara dengan AI. Ini berbahaya karena bisa menghancurkan reputasi seseorang hanya dalam sekejap,” tegasnya.

Ismail menilai, masyarakat perlu membiasakan diri melakukan tabayyun sebelum mempercayai atau menyebarkan konten viral. “Separuh masyarakat bisa percaya begitu saja tanpa periksa sumber. Ini bahaya kalau tidak dibarengi literasi yang kuat,” katanya dengan nada prihatin.

Menutup keterangannya, Ismail mengajak para jurnalis dan media massa untuk ikut menjadi garda depan dalam perang melawan hoaks. “Peran media sangat vital untuk menjernihkan informasi dan meningkatkan literasi digital masyarakat. Pertahanan bangsa di era digital ada pada masyarakat yang melek informasi,” tandasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Kemenag

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X