Aksi 13 Agustus di Pati di Perkirakan Terbelah: Satu Kubu Gelar Doa Syukur, Kubu Lain Tuntut Bupati Sudewo Lengser

photo author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 07:03 WIB
Demo Besar Pati 13 Agustus
Demo Besar Pati 13 Agustus

Catatanfakta.com  – Rencana aksi besar di Alun-Alun Pati pada Rabu, 13 Agustus 2025, kini terbelah menjadi dua agenda berbeda.

Meski tuntutan awal soal pembatalan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) telah dipenuhi Bupati Sudewo, sebagian massa tetap akan turun ke jalan untuk menuntut sang bupati mundur dari jabatannya.

Di satu sisi, Gerakan Pati Bersatu (Gerpab) yang dipimpin Cahya Basuki alias Yayak Gundul dan Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi (Aspirasi) pimpinan Sahal Mahfudh memutuskan membatalkan demonstrasi.

Keputusan ini diambil setelah dialog langsung dengan Bupati Sudewo pada Jumat (8/8/2025), difasilitasi Kapolresta dan Dandim Pati.

Baca Juga: Aksi 13 Agustus di Pati Terbelah: Satu Kubu Doa Bersama, Satu Kubu Tuntut Bupati Lengser

Selain pembatalan kenaikan PBB-P2, bupati juga memenuhi tuntutan lain berupa pengembalian sistem enam hari sekolah.

Meski batal menggelar aksi protes, kedua kelompok ini memastikan tetap hadir di Alun-Alun Pati untuk mengadakan doa bersama, khataman, dan istighosah sebagai bentuk rasa syukur.

“Acara 13 Agustus tetap berangkat, tapi untuk merayakan kemenangan rakyat. Nirakati Pati, nirakati kemerdekaan, kerukunan, dan persatuan Indonesia,” kata Sahal.

Namun di sisi lain, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menegaskan tidak akan mundur dari rencana demonstrasi. Koordinator Lapangan Teguh Istiyanto menilai pembatalan kenaikan pajak dilakukan bukan karena itikad baik, tetapi tekanan publik.

Baca Juga: Hujan Deras Picu Banjir di Sejumlah Kecamatan Kabupaten Bogor, Warga Dievakuasi

“Kalau dia prorakyat, sejak awal tidak akan ada rencana menaikkan pajak. Ini dibatalkan karena tekanan. Agenda utama kami sekarang adalah menuntut Bupati Sudewo mundur,” tegas Teguh.

Ia menyebut alasan mereka meluas ke masalah kepemimpinan dan gaya komunikasi bupati, yang dianggap arogan.

Menanggapi situasi ini, Bupati Sudewo mengapresiasi pihak yang memilih jalur dialog dan menyerukan semua pihak menjaga kondusivitas menjelang perayaan HUT RI. Ia mengingatkan bahwa kericuhan akan berdampak pada iklim investasi dan lapangan pekerjaan di Pati.

Dengan dua agenda berbeda di lokasi yang sama pada hari yang sama, aparat keamanan diperkirakan bekerja ekstra untuk mencegah gesekan antara massa doa bersama dan massa demonstrasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dhea Rahma Sari

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X