Mengenal Filosofi Lagom, Rahasia Hidup Bahagia ala Swedia yang Bisa Kamu Tiru

photo author
- Kamis, 17 Juli 2025 | 07:00 WIB
Ilustrasi Swedia, negara bahagia yang menerapkan konsep lagom (Eki Rofiq Almujahid)
Ilustrasi Swedia, negara bahagia yang menerapkan konsep lagom (Eki Rofiq Almujahid)

Catatanfakta.com -, JakartaSwedia kembali mencatatkan namanya sebagai salah satu negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Dalam Laporan Kebahagiaan Dunia 2025, Swedia menempati peringkat keempat, tepat di bawah Finlandia, Denmark, dan Islandia. Negara-negara Skandinavia ini konsisten berada di posisi atas berkat kesejahteraan sosial, pendidikan tinggi, dan kualitas hidup yang mumpuni.

Namun, ada satu rahasia unik yang turut berperan besar dalam menciptakan kebahagiaan masyarakat Swedia—yaitu filosofi hidup bernama lagom.

Apa Itu Lagom?

Lagom adalah istilah khas dari Swedia yang berarti “tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit—pas, secukupnya.” Lebih dari sekadar kata, lagom merupakan filosofi hidup yang mengedepankan keseimbangan dan kesederhanaan, baik dalam urusan pekerjaan, konsumsi, gaya hidup, hingga hubungan sosial.

Baca Juga: 4 Film Korea Terbaru Tayang Juni–Agustus 2025, Dari Zombie Lucu hingga Thriller Psikologis

Filosofi ini telah mengakar dalam budaya Swedia sejak abad ke-19 dan berasal dari kata dalam bahasa Norse kuno. Lagom diyakini sebagai kunci hidup yang harmonis dan bebas dari tekanan akibat gaya hidup berlebihan.

Cara Masyarakat Swedia Menerapkan Lagom dalam Kehidupan

Dalam bukunya Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way (2017), penulis Anna Brones menjelaskan bahwa lagom bisa diterapkan dalam setiap aspek hidup. Berikut beberapa contoh penerapannya:

1. Desain Rumah yang Fungsional dan Tenang

Rumah-rumah di Swedia cenderung memiliki desain interior minimalis yang simpel namun fungsional. Mereka lebih memilih warna netral, perabot multifungsi, dan dekorasi sederhana yang memberikan rasa tenang.

Baca Juga: Audrey Bianca, Miss Indonesia 2025, Sosok Cerdas dan Inspiratif Wakili Generasi Z

“Setiap barang harus memiliki nilai fungsi atau sentimental. Jika tidak, itu dianggap berlebihan,” ungkap Lola Akinmade Åkerström, penulis buku LAGOM: The Swedish Secret of Living Well.

Lagom mengajarkan bahwa rumah bukan tempat pamer kemewahan, melainkan ruang untuk merasa nyaman dan damai.

2. Work-Life Balance yang Seimbang

Di Swedia, jam kerja yang manusiawi dan penghargaan terhadap waktu istirahat menjadi standar. Masyarakat Swedia sangat menghargai waktu pribadi, sehingga lembur adalah hal yang jarang terjadi.

Baca Juga: Terseret Skandal Eksploitasi Pekerja, Loro Piana Dikenai Pengawasan oleh Pengadilan Milan

Waktu setelah kerja dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas menyenangkan, seperti berkumpul dengan keluarga, berkebun, berolahraga, atau sekadar bersantai. Kebiasaan ini berdampak besar terhadap kesehatan mental dan produktivitas kerja.

3. Konsumsi yang Bertanggung Jawab

Lagom juga terlihat dalam gaya konsumsi masyarakat Swedia. Mereka lebih suka membeli produk lokal, pakaian yang fungsional, serta menghindari pemborosan. Konsep capsule wardrobe atau lemari pakaian minimalis menjadi tren, di mana seseorang hanya memiliki item esensial yang bisa dipadupadankan.

Prinsip ini juga tercermin dari tingginya kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, dengan fokus pada daur ulang, pengurangan sampah plastik, dan dukungan terhadap bisnis ramah lingkungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X