Andrew Carnegie, Dari Buruh Pabrik Jadi Raja Baja Dunia dan Filantropis Legendaris

photo author
- Jumat, 4 Juli 2025 | 15:00 WIB
Indonesia mendominasi daftar orang terkaya se-Asia Tenggara versi Forbes terbaru!  (Kompas Money)
Indonesia mendominasi daftar orang terkaya se-Asia Tenggara versi Forbes terbaru! (Kompas Money)

Catatanfakta.com -  kalau kamu percaya bahwa kerja keras bisa mengubah nasib, maka kisah hidup Andrew Carnegie adalah bukti nyata dari pepatah from zero to hero. Lahir dari keluarga miskin dan sempat bekerja sebagai buruh pabrik, Carnegie kemudian menjelma menjadi salah satu orang terkaya di dunia abad ke-19, sekaligus filantropis pertama paling dermawan dalam sejarah modern.

Bermula dari 1,20 USD Seminggu

Lahir di Skotlandia pada 25 November 1835, Andrew Carnegie kecil pindah ke Amerika bersama keluarganya saat berusia 13 tahun. Di Allegheny, Pennsylvania, ia bekerja di pabrik dengan bayaran hanya 1,20 USD per minggu. Hidupnya benar-benar dimulai dari bawah.

Namun, kegigihan membawanya naik level: mulai dari pembawa pesan telegraf, operator, hingga asisten pejabat tinggi kereta api, semua dijalani. Dari sini, ia mulai belajar tentang industri dan investasi—langkah awal menuju kekayaannya.

Baca Juga: P. Diddy Divonis Bersalah atas Dua Dakwaan Prostitusi, Terancam 20 Tahun Penjara

Raja Baja dan Sang Arsitek Industri Amerika

Tahun 1865, Carnegie hengkang dari dunia perkeretaapian dan mulai serius berbisnis. Salah satu langkah cerdasnya: mendirikan Carnegie Steel Company, yang kemudian menjadi perusahaan baja terbesar dan paling berpengaruh di dunia.

Dengan kendali penuh atas proses produksi, dari bahan mentah hingga distribusi, Carnegie sukses membangun imperium baja yang merevolusi industri Amerika. Ia bahkan disebut sebagai salah satu “pembangun negara” karena kontribusinya dalam perkembangan ekonomi dan infrastruktur AS.

Namun, di balik gemilang bisnisnya, terdapat sisi kontroversial—terutama soal eksploitasi pekerja dan Pemogokan Homestead yang berdarah pada 1892.

Baca Juga: 10 Kombinasi Makanan Sehat Ini Ternyata Harus Dihindari saat Diet, Bisa Picu Berat Badan Naik!

Transformasi Jadi Filantropis Dunia

Carnegie menjual perusahaannya ke United States Steel Corporation (J.P. Morgan) pada 1901 dan meraup lebih dari 200 juta USD. Tapi alih-alih menikmati kekayaan itu, ia memilih pensiun dan mengabdikan hidup untuk kegiatan sosial.

“Kekayaan terbesar adalah ketika kamu bisa memberi kembali,” – Andrew Carnegie.

Ia menyumbangkan dana untuk mendirikan lebih dari 2.800 perpustakaan di seluruh dunia, termasuk cabang-cabang Perpustakaan Umum New York. Ia juga membangun Carnegie Mellon University, Carnegie Foundation for the Advancement of Teaching, dan Carnegie Endowment for International Peace.

Baca Juga: Glamor di Lapangan Hijau Gaya Stylish Pasangan Artis di Wimbledon 2025 Curi Perhatian!

Warisan Sang Legenda: The Gospel of Wealth

Carnegie bukan hanya menyumbang harta, tapi juga gagasan. Bukunya The Gospel of Wealth (1900) mengajak para miliarder untuk bertanggung jawab atas kekayaan mereka dengan cara memberi kembali ke masyarakat.

“Man who dies rich, dies disgraced.” – Andrew Carnegie.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X