Catatanfakta.com -, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa dekade 2020-an adalah masa krusial bagi masa depan Indonesia. Dalam pidato pembukaan International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (11/6/2025), AHY menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tengah berada pada "titik penentu", dan keputusan yang diambil hari ini akan menentukan keberhasilan pembangunan nasional dalam jangka panjang.
Menurut AHY, tantangan yang dihadapi Indonesia tak hanya bersifat domestik, tetapi juga global dan multidimensi. Ia menyebut bahwa tiga jam krisis – yakni jam demografi, jam ekonomi, dan jam ekologi – sedang berdetak dan menuntut respons cepat, menyeluruh, serta terintegrasi.
"Saat ini, Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan, tetapi berpacu dengan tiga jam urgensi," ujar AHY. "Jam demografi, jam ekonomi, dan jam ekologi sedang berdetak bersamaan."
Baca Juga: Jetstar Asia Tutup Permanen 31 Juli 2025: Akhiri Layanan Udara Murah di Asia Tenggara
3 Jam Urgensi: Demografi, Ekonomi, Ekologi
AHY memaparkan bahwa jam pertama adalah jam demografi, di mana Indonesia terus mengalami pertambahan penduduk dengan lebih dari 3 juta warga baru lahir setiap tahun. Hal ini menuntut pembangunan infrastruktur dasar yang mampu mendukung kualitas hidup generasi baru: perumahan, pendidikan, layanan kesehatan, serta akses pekerjaan.
Jam kedua, lanjutnya, adalah jam ekonomi. Ia menekankan pentingnya mendorong jutaan masyarakat untuk naik kelas menjadi kelas menengah, dengan mendistribusikan kesejahteraan secara lebih merata dan meningkatkan daya saing Indonesia di panggung global.
"Kita harus mengangkat jutaan masyarakat ke kelas menengah dan memastikan distribusi kesejahteraan lebih adil, sambil mendorong daya saing global," kata AHY.
Baca Juga: Worldcoin Siap Luncur di Inggris, Saat Indonesia dan Dunia Blokir Proyek Bola Mata Sam Altman
Sedangkan jam ketiga, yaitu jam ekologi, adalah peringatan bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, tetapi krisis yang sedang terjadi. Ia menyebut krisis ini telah menyebabkan gangguan nyata: mulai dari kota-kota yang terpapar bencana, garis pantai yang terkikis, hingga sistem pangan dan air yang tertekan.
Infrastruktur Adalah Kunci
Untuk merespons tantangan tersebut, AHY menegaskan bahwa infrastruktur adalah solusi utama. Bukan hanya pembangunan fisik, tetapi pembangunan yang terintegrasi dan berorientasi jangka panjang. Ia menyebut pentingnya investasi pada infrastruktur air untuk pertanian, energi untuk industri, dan perumahan untuk pekerja.
“Infrastruktur harus menurunkan biaya logistik, meningkatkan produktivitas, dan menjadi fondasi pertumbuhan yang inklusif dan berkualitas tinggi,” tegas AHY.
Baca Juga: BNI Matikan Mobile Banking Lama, Wajib Pindah ke Aplikasi Baru ‘wondr’ Mulai Juli 2025
Ia menyebut bahwa pembangunan harus bersandar pada tiga prinsip utama: ketahanan, keadilan, dan urgensi. Dalam pandangannya, jika Indonesia membangun dengan bijak, maka pertumbuhan tinggi tidak hanya dapat dicapai, tetapi juga dipertahankan lintas generasi.
Bukan Proyek Terpisah, Tapi Sistem Terpadu
AHY memperingatkan bahwa pendekatan pembangunan tidak boleh hanya melihat infrastruktur sebagai proyek-proyek individual, melainkan sebagai bagian dari sistem dan jaringan yang menyatu untuk mendorong kemajuan.
"Setiap jalan tol baru harus membuka potensi ekonomi. Setiap pelabuhan baru harus menyatu dalam ekosistem logistik nasional," katanya.
Baca Juga: Ilmuwan Italia Klaim Temukan Kota Bawah Tanah di Bawah Piramida Mesir
Artikel Terkait
Ledakan di Pangkalan Udara AS di Okinawa, 4 Personel Jepang Terluka
Meta Siap Kuasai 49% Saham Scale AI, Nilai Akuisisi Capai Rp240 Triliun