Namun dalam beberapa tahun terakhir, maskapai ini harus menghadapi tekanan berat dari maskapai LCC regional lainnya seperti Scoot (anak usaha Singapore Airlines), AirAsia Group, dan Cebu Pacific, yang terus berekspansi dan menawarkan tarif kompetitif.
Kombinasi antara kenaikan harga operasional, persaingan tarif, dan pemulihan pasca-pandemi yang belum merata di semua negara membuat Jetstar Asia kesulitan mengejar profitabilitas.
Reaksi Pasar dan Pelanggan
Penutupan Jetstar Asia mengejutkan banyak pihak, termasuk pelanggan setia dan mitra bisnis maskapai. Banyak pelanggan mengungkapkan kesedihan dan nostalgia melalui media sosial, mengingat Jetstar Asia menjadi bagian dari pengalaman perjalanan mereka selama bertahun-tahun.
Baca Juga: FAST Kantongi Fasilitas Kredit Rp925 Miliar dari Bank Mandiri
Sementara itu, para analis industri penerbangan menilai bahwa keputusan ini bisa menjadi pertanda pergeseran struktur bisnis penerbangan di Asia, di mana hanya operator dengan efisiensi biaya tinggi dan strategi pasar agresif yang akan bertahan dalam jangka panjang.
Artikel Terkait
Balik Nama Kendaraan Bekas Kini Gratis, Ini Cara dan Rincian Biaya Lengkapnya
Ledakan di Pangkalan Udara AS di Okinawa, 4 Personel Jepang Terluka