China Protes Keras Pernyataan Menhan AS 'Provokatif dan Memecah Belah'

photo author
- Senin, 2 Juni 2025 | 09:00 WIB
Bendera China. (Istimewa/jangkauindonesia.com)
Bendera China. (Istimewa/jangkauindonesia.com)

Catatanfakta.com -, Jakarta – Pemerintah China menyampaikan protes keras terhadap Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, menyusul pernyataannya yang menyebut China sebagai ancaman utama di kawasan Indo-Pasifik. Melalui pernyataan resmi yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri China, Minggu (1/6/2025), Beijing menyebut pernyataan Hegseth sebagai provokatif, menyesatkan, dan berpotensi memecah belah stabilitas regional.

"Dia menjelekkan Tiongkok dengan tuduhan yang mencemarkan nama baik, dan secara keliru menyebut Tiongkok sebagai 'ancaman'. Pernyataannya penuh dengan provokasi dan dimaksudkan untuk memecah belah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

China menuduh Menhan AS telah mengabaikan aspirasi negara-negara kawasan yang mendambakan perdamaian, dan justru mempromosikan mentalitas Perang Dingin melalui narasi ancaman.

Baca Juga: Sosialisasi ODOL Dimulai, Korlantas Polri Sasar Pemilik Kendaraan dan Proyek Pemerintah

Tuduhan AS: China Bersiap Serang Taiwan

Pernyataan Pete Hegseth disampaikan dalam Dialog Shangri-La, forum keamanan tahunan di Singapura, pada Sabtu (31/5). Dalam forum itu, ia mengklaim bahwa Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan militernya untuk siap menyerang Taiwan pada tahun 2027.

“PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) tengah membangun kemampuan dengan kecepatan tinggi. Mereka berlatih setiap hari untuk menghadapi skenario nyata,” kata Hegseth seperti dikutip dari transkrip Departemen Pertahanan AS.

Ia menambahkan bahwa ancaman dari China nyata dan bisa terjadi dalam waktu dekat, dengan ambisi Beijing yang disebut ingin “mendominasi dan mengendalikan Asia”.

Baca Juga: Gadget Budget: Smartphone Paling Cuan di Bawah 3 Juta

China Balik Tuding AS Picu Ketegangan

Merespons hal tersebut, Beijing balik menuding Washington sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas ketegangan di kawasan Asia-Pasifik. China menyatakan bahwa AS telah:

  • Menempatkan senjata ofensif di Laut China Selatan,

  • Memicu konflik dan konfrontasi, dan

  • Berupaya mempertahankan hegemoni globalnya melalui "Strategi Indo-Pasifik".

China juga menegaskan bahwa isu Taiwan adalah urusan dalam negeri, dan menolak campur tangan asing dalam bentuk apa pun.

"AS tidak boleh membayangkan dapat menggunakan masalah Taiwan sebagai alat tawar terhadap China. AS sama sekali tidak boleh bermain api dalam isu ini," tegas pernyataan tersebut.

Beijing mendesak AS agar kembali mematuhi prinsip Satu Tiongkok serta tiga komunike bersama yang telah disepakati kedua negara.

Baca Juga: Bupati Bogor Resmikan Gedung Vinus Empowerment Space, Wujud Dukungan Pemberdayaan Pemuda dan Inovasi Ekonomi

Isu Laut China Selatan dan Navigasi Bebas

China menolak tuduhan bahwa negaranya menghambat kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Sebaliknya, Beijing mengeklaim selalu membuka ruang dialog dan kerja sama dengan negara-negara kawasan untuk mengelola perbedaan secara damai.

“Tidak pernah ada masalah tentang kebebasan navigasi dan penerbangan. Yang ada hanyalah provokasi AS yang disengaja," kata juru bicara tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X