Catatan fakta.com -, Bandung — Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) berubah menjadi lautan biru saat ribuan Bobotoh, suporter setia Persib Bandung, tumpah ruah merayakan kemenangan tim kesayangan mereka yang menutup Liga 1 2024/2025 dengan gelar juara. Laga terakhir musim ini, Sabtu (24/5), menjadi panggung sempurna bagi Persib yang menaklukkan Persis Solo dengan skor 3-2.
Gol kemenangan Maung Bandung dicetak oleh Gustavo Franca pada menit ke-46, disusul Tyronne Del Pino di menit ke-56, dan disempurnakan oleh David da Silva pada menit ke-78. Meski Persis sempat memberi perlawanan sengit, kemenangan tetap menjadi milik tuan rumah.
Namun, pesta kemenangan ini sempat diwarnai kekacauan akibat ulah sebagian suporter yang menyalakan flare secara masif di penghujung pertandingan. Asap tebal yang menyelimuti stadion memaksa wasit meniup peluit akhir lebih cepat, bahkan sebelum waktu tambahan babak kedua berakhir.
Baca Juga: Kesaksian Menggetarkan, Warga Gaza Dipaksa Jadi Tameng Hidup oleh Tentara Israel
Flare dan Kepadatan Penonton Ganggu Seremoni
Kobaran flare bertahan sekitar 15 menit, menciptakan kepulan asap pekat yang membuat napas sebagian penonton sesak, terutama anak-anak dan lansia. Beberapa penonton terpaksa meninggalkan tribune, menutupi wajah dengan syal atau kaus karena bau mesiu yang menyengat.
Akibat kepadatan massa yang membanjiri lapangan, seremoni penyerahan trofi juara pun harus dialihkan ke tribun VIP, di mana sejumlah pejabat dan tamu undangan berada. Meski demikian, atmosfer luar stadion tetap meriah dengan yel-yel dan nyanyian kemenangan, bahkan saat hujan deras mengguyur kawasan stadion.
Erick Thohir dan Hodak Kecewa
Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang hadir langsung di stadion menyampaikan kekecewaannya. Menurut Erick, flare yang dinyalakan justru merusak nilai visual dari momen sakral kemenangan Persib.
Baca Juga: Transmart Full Day Sale Kembali, Sepeda Listrik Mulai Rp2 Juta Hanya Sehari!
“Hari ini kita lihat sendiri, dengan adanya flare secara visual tidak maksimal untuk media. Tapi itu animo suporter yang tidak bisa dibendung. Tapi saya berharap semua klub bisa memperbaiki hal ini,” ujar Erick.
Senada dengan Erick, pelatih Persib Bojan Hodak juga menyayangkan aksi flare yang membuat pertandingan terhenti dua kali. Ia menyebut pelaku flare sebagai sosok yang egois dan tidak memikirkan dampak buruknya bagi tim.
“Mereka mungkin berpikir hal itu sesuatu yang keren, tapi sebenarnya itu tidak membantu tim. Permainan tim jadi terganggu,” kata Hodak.
Baca Juga: Gubernur Pramono Targetkan Transjabodetabek Sampai Cianjur, Gratis untuk 15 Golongan
Pesta Juara Tetap Meriah
Terlepas dari insiden flare, euforia kemenangan Persib tetap membahana. Ribuan Bobotoh merayakan keberhasilan ini sebagai penantian panjang yang terbayar lunas. Gelar ini menjadi pelengkap sempurna bagi musim yang penuh perjuangan.
Stadion GBLA menjadi saksi bagaimana cinta dan fanatisme Bobotoh terhadap Persib tak pernah surut. Namun, insiden yang terjadi menjadi pengingat bahwa semangat mendukung tim harus tetap berada dalam batas sportivitas dan keamanan.
Artikel Terkait
Kerja dari Kosan? Ini 7 Skill yang Harus Kamu Kuasai Biar Dilirik Startup atau Freelance Gigs
Tragedi Banjir Bandang Australia: 4 Tewas, Puluhan Ribu Terjebak dalam Kepungan Air