Pelajaran penting: Sekali wajahmu masuk ke internet, kamu tidak bisa lagi sepenuhnya mengontrolnya.
Baca Juga: Besok Meluncur! Rute Baru Transjabodetabek PIK–Blok M Siap Atasi Kemacetan Ibu Kota
3. Privasi: Data Diri = Komoditas
Setiap kali kamu klik “izinkan”, kamu mungkin memberi akses ke hal-hal lebih besar dari yang kamu kira—lokasi, wajah, suara, kebiasaan browsing. AI menggunakan semua ini untuk “mengenalmu”, tapi juga bisa disalahgunakan untuk manipulasi.
Risiko nyata:
-
Profil digitalmu dijual ke pengiklan tanpa sepengetahuan.
-
Penyalahgunaan data pribadi untuk penipuan atau propaganda.
Solusi: Pelajari pengaturan privasi. Gunakan platform yang transparan soal data. Jadilah pengguna, bukan objek.
Baca Juga: Terbongkar! Grup FB 'Fantasi Sedarah' dan 'Suka Duka' Diusut Bareskrim, 6 Pelaku Diciduk
Kenapa Anak Muda Harus Peduli?
Karena generasi muda bukan hanya pengguna teknologi—tapi juga pembentuk masa depannya.
Jika kamu diam saja, maka standar etika akan ditentukan oleh pihak yang mungkin hanya mengejar keuntungan.
Tapi jika kamu kritis, kamu bisa ikut membentuk dunia digital yang lebih adil dan aman.
Baca Juga: Macet Parah di Tol Arah Jakarta Pagi Ini, Contraflow Diterapkan di Tol Janger
Langkah Kecil yang Bisa Dilakukan Sekarang:
✅ Cek dan kelola privasi akunmu secara rutin.
✅ Waspadai dan laporkan konten deepfake merugikan.
✅ Dukung startup dan platform yang mengusung etika digital.
✅ Ikut komunitas yang membahas AI dan teknologi secara kritis.
✅ Sampaikan kritikmu jika melihat ketidakadilan algoritmik.
Kesimpulan: Cuek Bukan Pilihan Bijak
Kecanggihan teknologi seharusnya dibarengi dengan kecerdasan moral. Anak muda yang kritis hari ini akan jadi pemimpin digital yang bertanggung jawab di masa depan. Jadi, masih mau cuek?
Artikel Terkait
Ngampus di Jakarta: Gengsi, Gaya, atau Gigih Bertahan?
Prabowo Tunjuk Letjen Djaka Budi Utama Jadi Dirjen Bea Cukai Gantikan Askolani