Tragedi Santri Palangkaraya: Dendam Lama Membuat Pelajar Menjadi Pembunuh Gurunya, Masalah Kesehatan Mental Jadi Sorotan

photo author
- Kamis, 16 Mei 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi Pihak berwajib memberikan tanda garis Polisi di TKP kasus pembunuhan  (pixabay)
Ilustrasi Pihak berwajib memberikan tanda garis Polisi di TKP kasus pembunuhan (pixabay)

 

Palangkaraya, catatanfakta.com - Sebuah tragedi terjadi di sebuah pesantren di Palangkaraya, Kalteng pada Selasa (14/5/2024) tengah malam. Seorang pelajar yang juga santri tega membunuh gurunya, seorang ustazah, dengan cara sadis.

Pelaku saat ini telah diamankan oleh Satreskrim Polresta Palangkaraya untuk dimintai keterangan. Namun, pengakuan pelaku tentang alasan membunuh gurunya sungguh mengagetkan.

Kepada polisi, pelaku mengaku bahwa ia merasa “kerasukan” dan tidak sadar lagi karena dendam lama yang dipendamnya. Namun, dugaan itu masih belum dipastikan karena masuk dalam tahap penyelidikan.

Baca Juga: Kisah Nyata Mengerikan! Tragedi Pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon Terungkap dalam Film Horor 'Vina Sebelum 7 Hari

"Semua saksi masih kami periksa, keterangannya masih belum lengkap," ujar Kasatreskrim Polresta Palangkaraya, Kompol Ronny M. Nababan.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari sumber-sumber terpercaya, pada saat kejadian pelaku masuk ke dalam kamar korban melalui jendela saat tengah malam. Entah apa yang ada dipikirannya hingga tega melakukan perbuatan yang menyebabkan gurunya meninggal dunia.

Sementara itu, pesantren yang menjadi lokasi kejadian, meliburkan pesertanya karena masih dalam masa berkabung. Hingga saat ini, pihak pesantren belum memberikan keterangan terkait peristiwa menyedihkan ini.

Baca Juga: Pembunuhan Sadis: Wanita Ditemukan Tewas dengan Kepala Terpenggal di Klaten, Jawa Timur

Kepolisian berencana untuk melakukan gelar perkara setelah mendapatkan semua keterangan yang diperlukan. Kemudian, pimpinan akan menyampaikan informasi kepada publik terkait tragedi ini.

Kasus pembunuhan seperti ini sungguh menggemparkan masyarakat Indonesia. Selain itu, kasus ini juga menunjukkan betapa pentingnya memahami kondisi mental seseorang dan bagaimana memberikan bantuan kepada orang yang mengalami masalah mental yang serius.

Masalah kesehatan mental selama ini masih tabu untuk diangkat di masyarakat karena masih banyak yang merasa malu atau takut dianggap lemah. Namun, perlu diingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Barangkali, tragedi ini bisa menjadi ajang kita untuk refleksi dan introspeksi bahwa penting untuk lebih memerhatikan dan mendukung mereka yang menderita masalah kesehatan mental.

Baca Juga: Tragedi Tanah Longsor di Pondok Pesantren Bali, Seorang Santri Meninggal Dunia

Kasus ini pun harus menjadi peringatan bagi orangtua dan pengajar agar lebih memberikan perhatian terhadap masalah yang dihadapi siswa, termasuk masalah kesehatan mental. Hal ini perlu diawali dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental dan bagaimana merawatnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X