Kisah Cinta Mohammad Yamin dan Sundari: Asmara Dalam Sumpah Pemuda

Catatanfakta.com - Berkat Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia terlahir sebagai satu kesatuan dengan semangat nasionalisme yang kuat.

Namun, di balik semangat persatuan yang dipupuk pada saat itu, bermekaran kisah cinta dari dua pejuang muda yaitu Mohammad Yamin dan Siti Sundari.

Kisah cinta mereka dimulai ketika keduanya menjadi tokoh utama di Kongres Pemuda Indonesia pada tahun 1928.

Baca Juga: Pemerintah Hormati Putusan MK, Jokowi Ajak Semua Pihak Bersatu Membangun Negara

Yamin, yang saat itu masih berusia 25 tahun, dan Sundari, sebagai salah satu dari 15 pembicara di kongres itu.

Jalanan menuju asmara bukanlah hal yang mudah bagi mereka. Mereka harus melewati banyak rintangan dan hambatan seperti adat dan norma di masyarakat saat itu.

Tanpa kenal menyerah, Yamin terus mengejar cintanya pada Sundari, meskipun dia dihadapkan pada tembok keraton yang sangat tinggi.

Baca Juga: Inter Milan Menangkan Derby Della Madonnina dan Mengunci Scudetto

Keluarga Sundari yang seorang bangsawan, awalnya beranggapan bahwa Sundari harus menikah dengan dokter atau pegawai kantoran, bukan dengan Yamin yang berasal dari luar daerah dan masih duduk di sekolah menengah.

Namun, Yamin bersikeras mencari jalan untuk memenangkan hati Sundari. Dalam perjuangannya, Yamin diperebutkan oleh aktivis-aktivis tenar lainnya seperti Mas Marco Kartodikromo dan Wage Rudolf Supratman.

Namun, akhirnya Yaminlah yang bisa merebut cinta dari Sundari dan meluluhkan keluarga Sundari.

Baca Juga: Jeno NCT Rayakan Ulang Tahun ke-24: Profil dan Perjalanan Karirnya

Kisah cinta mereka terus bertahan dan berkembang hingga akhirnya mereka menikah secara bersahaja di Kramat, Jakarta pada 14 Juli 1934.

Hubungan mereka yang indah dan romantis begitu terasa dalam setiap momen kebersamaan mereka. Yamin memanggil Sundari dengan nama Rainah, sementara Sundari memanggil Yamin dengan panggilan Yayah.