Budiman Sudjatmiko juga menyoroti pernyataan Tom Lembong mengenai mobil listrik, menilai bahwa Lembong tidak sepenuhnya memahami isu tersebut.
"Jika Cak Imin tidak setuju dengan cara Tom Lembong memberi contekan, itu wajar. Tetapi, yang lebih penting adalah pemahaman Tom Lembong terhadap LFP, bahwa mobil listrik diklaimnya tidak lagi memerlukan nikel," tambahnya.
Pada akhir konferensi pers, Budiman menyimpulkan bahwa tindakan tidak etis oleh Tom Lembong dapat menciptakan ketidaknyamanan baik bagi bos lama maupun bos baru.
Baca Juga: Vivo Y100 5G: Revolusi Kecanggihan dalam Genggamanmu dengan Fingerprint di Bawah Layar
"Ketidaketisan profesional ini bisa menciptakan ketidaknyamanan di antara bos lama dan baru. Etika harus menjadi fondasi dalam politik, seperti yang selalu diingatkan oleh Pak Anies dan Cak Imin," pungkasnya.
Tom Lembong, dalam konferensinya, membela diri dengan mengklaim bahwa "contekan" yang dibuatnya selama 7 tahun merupakan kontribusinya untuk mendukung Presiden Joko Widodo.
Kontroversi ini telah menjadi pusat perhatian di kancah politik, menggambarkan ketegangan di antara politisi terkemuka, dan membuka potensi skandal yang dapat mengguncang panggung politik nasional.
Artikel Terkait
Vivo Y100 5G Mengguncang Pasar dengan Kejutan Harga! Spek Resmi Belum Terungkap
Pasutri Gaje: Webtoon Populer Indonesia Difilmkan, BCL dan Reza Rahadian Jadi PNS Lucu